Beberapa hari tak ada catatan yang mengisi blog ini. Ada sesuatu yang menghantui pemikiran saya, takut stuck menulis kembali lagi. Namun, bagaimana lagi manusia hanya bisa berencana, sedang Allah yang menentukan hasilnya.
Hari selasa kemarin entah mengapa nafsu makan mulai berkurang, nggak ada selera sama sekali. Efek malamnya maag kembali kambuh. Naas, hari rabu harus ditambah diare yang lumayan parah. Sudah minum obat, masih nggak mempan. Tubuh lemas, pusing dan buat makan pun rasanya mual. Hari itupun drop, hingga beberapa aktivitas harus tertunda. Dan saya harus menghela napas, "hilang deh hari produktif saya!"
Setelah diposir dengan minum berbagai macam obat, alhamdulillah, hari kamis diarenya sudah hilang walau masih menyisakan nyeri di dalam perut. Bersyukur banget saya nggak harus kembali semedi di WC. Namun, buat aktivitas ternyata tubuh masih enggan diajak kompromi. Lemas dan pusing. Maka seharian full aktivitasnya, tidur-tiduran.
Saat sakit begini banyak sekali yang saya renungkan. Tentang sehat, waktu dan pastinya kematian. Mungkin terkesan lebay, tapi inilah kenyataan bagi sebagian orang yang di beri bonus sakit. Sakit ringan atau berat pasti membuat kita merenung bahwa sekuat-kuatnya kita jika Dia sang punya jiwa berkehendak lain pasti bakal sakit juga. Jadi, masih patutkah kita sebagai manusia yang hanya hambaNya berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sombong bukan hanya tentang perilaku bahwa saya lebih baik dari mereka. Sombong pun bisa juga kita yang kadang lalai akan perintahNya saat sehat dan lapang. Memberi waktu sisa kepada Sang Maha Pemberi hidup. Suara azan bagai angin lalu, "ah, nanti saja, masih banyak waktu buat shalat." Kadang kata nanti itulah yang membuat kita lupa bahwa kita telah berlaku sombong.
Mengapa judul tulisan kali ini adalah, 'Hari Untuk Saya', karena bagi saya ketika sakit banyak hal di otak menjadi bahan perenungan. Mengingatkan saya akan hakikat hidup sebenarnya di muka bumi ini. Banyak sekali waktu yang terbuang percuma saat sehat dan itu terlihat saat sakit. Semisal menulis ini, waktu sehat banyak sekali alasan menunda. Namun, pas sakit dan tubuh tak bisa di ajak produktif, saya menyadari mengapa tidak dari kemarin saya mengerjakan hal itu. Jadi ingat kata orang bijak, penyesalan itu selalu belakangan, kalau di awal namanya pendaftaran. kesimpulan dari tulisan nggak jelas ini adalah sayangi dirimu, terus menebar hal positif, dan jangan menunda sesuatu selagi tubuh fit dan waktu terbuka lebar.
At least, kepada diri saya yang masih berkutat dengan selimut, terima kasih atas kerja kerasnya selama ini, maaf jika selama ini membuang waktumu hanya untuk leha-leha dengan aktivitas tak berguna. Semoga sakit ini tidak lantas membuat semangat untuk berbagi hal positif meredup. Semangat dan lekas sembuh serta cepat mengambil alih waktu produtif lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar