Rabu, 28 Mei 2014

Muslimah Tangguh

Pelangi Di balik Badai

Namaku Bintang Adelia, 20 tahun mahasiswi semester 4 fakultas ekonomi di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta. Selain sebagai mahasiswi aku juga seorang model di salah satu agency terkenal ibukota. Bukan hanya itu, aku adalah anak tunggal seorang pejabat negara. Betapa sempurna hidupku. Disamping itu banyak teman yang mengenal dan menyayangiku mulai dari satpam kampus hingga rekan kerja ayah. Hidup dengan kemewahan dan fasilitas lengkap tidak sepenuhnya membuat bahagia karena di sudut hati kecilku apakah semua cinta yang mereka berikan itu tulus, entahlah.
Setiap pekan wajah cantik dan tubuh seksiku selalu menghiasi cover  majalah terkenal di ibukota. Berbagai pose dan brand terkenal sukses aku jalani sebagai modelnya. Namaku semakin menanjak di dunia modeling tatkala mengikuti fashion tahunan di Jakarta, yaitu Jakarta Fashion Week. Aku berlenggak-lenggok memamerkan tubuhku yang aduhai dengan balutan pakaian rancangan desaigner terkenal di tanah air. Dalam bidang akademik nilaiku bisa di katakana sangat baik dengan IP 3,5 membuat para dosen sangat sayang dan mudah memberiku izin jika aku harus ada pemotretan di luar kota.
Hari ini aku harus segera ke ruang dosen tepatnya menemui Bu Ayu selaku dosen mata kuliah yang aku ikuti. Beliau tadi sms aku untuk menghadapnya pagi ini karena ada hal yang serius yang harus di bicarakan denganku. Dalam hati mengapa Bu Ayu ingin bertemu denganku. Apakah nilaiku turun? Atau aku belum mengumpulkan tugas mata kuliahnya. Ah, tidak mungkin karena nilaiku selalu baik di mata kuliah beliau ajarkan. Sedangkan tugas-tugas dari beliau selalu aku selesaikan tepat waktu.
“selamat pagi, bu.” Sapaku kepada bu ayu yang sedang memeriksa berkas-berkas di meja kerjanya.
“pagi juga anakku yang cantik dan berprestasi.” Pujinya kepadaku.
“pasti kau bingung mengapa saya memanggilmu kesini, tetapi saya harus menyampaikan kabar bahwa kau merupakan salah satu mahasiswi penerima beasiswa ke jerman.” Sambung bu ayu dengan nada yang serius, kata-katanya menghujam jantungku, aku masih tidak percaya dan diam terpaku. Hingga suara bu ayu membuyarkan ketidakpercayaanku. “selamat ya, anakku.” Ucapnya sambil memelukku.
-------------------
            Berita jika aku menerima beasiswa ke jerman menyebar ke seanterio kampus, membuatku semakin popular di kampus. Ku ajak sisil dan lia sahabat karibku serta tidak ketinggalan Bobby my boyfriend alias pacarku untuk ku traktir makan di cafĂ© langganan kita. Tepat pukul 4 sore bobby sudah siap dengan mobil Honda jazz warna birunya untuk mengantar kita bertiga. Aku bagai seorang putri raja, bobby begitu perhatian kepadaku hingga membuat iri kedua sahabatku. Tiba-tiba Hpku berdering ada sms dari om satrio pengacara ayah, ada apa om satrio sms, pikirku. Cepat pulang ada masalah penting. Aku segera meminta bobby mengantar balik pulang ke rumah. Kulihat ada wajah kecewa dari bobby, sisil dan lia. “maaf ya, aku harus pulang karena di rumah lagi ada masalah.” Jelasku pada mereka.
            Dirumah kulihat banyak perabotan yang diangkat keluar. Pikiranku tak enak, aku segera berlari masuk ke dalam. Kuamati sekitar tampak kosong, Ibu menangis histeris dan yang paling membuatku terkejut kulihat tangan ayah di borgol. Kakiku lemas, aku tak mampu berdiri dan terjatuh juga. Om satrio mencoba menenangkanku. “sabar adel, ini hanya fitnah. Ayahmu di fitnah ikut terlibat korupsi dalam suatu proyek di daerah Sumatra. Kamu harus kuat menerima semua ini.”
Ku hampiri ayah, kupegang tangannya sambil berkata “ ini bohong kan ayah, ini pasti hanya sandiwara kan?.” Ayah hanya menggeleng dan menguatkan aku untuk kuat dan sabar. Kulihat ayah pergi bersama polisi.
-------------------
            Berita bahwa ayah melakukan korupsi tersebar luas dari media cetak hingga elektronik. Berita tersebut begitu menyudutkan keluargaku. Om satrio membawa ibu ke psikiater, ibu mengalami depresi berat hingga harus tinggal di rumah sakit jiwa. Sedangkan aku ikut Bi Iyem pembantu setia keluargaku. Dunia berputar 180˚, dulu aku yang populer dan dipuja sekarang sirna dalam sekejap. Kampus tidak ambil pusing aku di Drop Out dan beasiswaku di cabut. Di modeling aku di keluarkan dengan tidak hormat. Sahabat dan pacarku menjauh dan enggan bersahabat denganku lagi. Aku ibarat barang najis yang kotor dan menjijikan karena fitnah kepada keluargaku.
            Aku bagai mayat hidup, aku sangat terpuruk dengan kondisi keluargaku sekarang. Ayah di penjara dan ibu di rumah sakit jiwa. Berat ujian ini, segera kuakhiri hidup. Kuberjalan menyusuri rel kereta berharap ada kereta api yang akan menabrakku. Kudengar suara kereta api semakin mendekat dan……. Semua gelap.
Kutatap langit ruangan berwarna putih. Dimakah aku, apakah sudah di surga. Kudengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an begitu indah dan menyejukkan. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja, sudah berapa lama aku tak pernah mendengarnya atau lebih tepatnya acuh akan semua itu. Agama bagiku hanya formalitas pelengkap status di KTP.
“Alhamdulillah kamu sudah bangun.” Ucap gadis bermukena putih. Cantik dan menyejukkan siapapun yang melihatnya. Diapun mengenalkan dirinya, Nayla mahasiswi semester 4 di salah satu universitas islam dan dialah yang menyelamatkanku ketika ingin bunuh diri. Aku tak sanggup menyimpan derita ini, ku ceritakan siapa aku dan apa yang terjadi dalam hidupku. Isak tangis kita mengiringi setiap ceritaku kepadanya. Nayla memelukku hangat. Dia mencoba menenangkan dan meraba hatiku.
“tenang adel, Allah masih bersama kita, ingatlah di balik kesulitan pasti ada kemudahan, itu janji Allah. Sekarang hijrahkan dirimu untuk lebih dekat kepadaNya, sekali lagi di balik kencangnya badai ada pelangi yang berwarna indah.” Tangisku meledak, ku tak bisa memungkiri kata-katanya begitu tulus dan menyentuh hatiku.
            Tak selamanya gelap malam pasti akan berganti siang yang terang. Tak selamanya badai pasti akan ada pelangi yang indah. Nayla sosoknya yang tenang dan sholeha bukan sekedar sahabat tetapi telah menjadi guru agamaku. Dia begitu sabar mengajariku tentang agama dan bagaimana menjadi muslimah sejati. Yang aku suka dari nayla, dia tidak pernah memaksa tetapi memberikanku contoh. Seiring waktu berputar, aku pun bertekad untuk berhijab. Bismillah, aku berhijab karenaMu ya Allah, kuatkan dan berkahi keputusanku ini.
            Sedikit demi sedikit aku mulai membenahi langkah hidupku. Sementara aku tinggal di kontrakan Bi Iyem sambil aku bekerja menjadi penjaga toko buku milik sahabat nayla. Ibu Alhamdulillah kesehatannya mulai membaik sedangkan ayah masih di penjara, tetapi om satrio bilang bahwa ayah akan segera bebas, karena tuduhan kepada ayah tidak terbukti. Subhanallah, inilah berkah tak ternilai harganya. Hujan, kulangkahkan kakiku menuju rumah Allah, kutatap langit siang itu ada pelangi berwarna indah.


SELESAI
Tentang penulis.
            Ary awan92 lahir di Nongkojajar-Pasuruan, 22 tahun yang lalu. Dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMAN 1 KEJAYAN.

silahkan kunjungi facebooknya di yanuari_newton@ymail.com dan email yanuari.purnawan@gmail.com serta nomor HP 085649947840. “ Pelangi Di Balik Badai”  merupakan tulisan keduanya setelah “Cinta Di kejar Deadline”.

Minggu, 18 Mei 2014


jodoh itu sudah ada garisnya dan pasti akan bertemu diwaktu yang tepat.#cinta dikejar deadline

Rabu, 14 Mei 2014

my first story


AKU, UNYIL DAN TEMAN-TEMANNYA

Hujan begitu deras, petir bersahutan memecah heningnya langit. Tiba-tiba hatiku berdesir halus, mengingat masa kecilku. Masa dimana perkembangan zaman tidak secepat era sekarang ini. Masa dimana kebudayaan lokal masih terjaga utuh, tidak seperti masa sekarang. Teknologi berkembang begitu cepat mulai handphone, laptop hingga tablet, internet merupakan kebutuhan sehari-hari. Mulai dari anak kecil hingga orang tua tidak luput terkena arus modernisasi yang biasa disebut globalisasi. Mulai gaya hidup hingga tayangan televisi yang ditonton, memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi kebudayaan lokal kita sebagai warga Indonesia.

Aku bersyukur dan bahagia dimasa kecilku, aku bisa mengenal unyil. Ingatkah dengan lagu ini.. hom..pimpah..alaihum..gabreng… lagu tersebut merupakan pembuka tayangan si unyil. masih teringat jelas dalam ingatanku, aku kecil selalu setia menunggu siUnyil di stasiun TV RCTI, tepatnya hari minggu pukul 11.00 wib, unyil anak betawi asli yang pakai baju khas anak-anak betawi tak lepas dari peci hitamnya pertanda dia seorang muslim. tidak kusangka unyil dan kawan-kawannya berhasil mempengaruhi aku kecil hingga aku hari ini. Unyil mengajarkan aku banyak hal tentang kehidupan, dari pelajaran sopan santun, berbati pada orang tua dan yang paling aku mengerti adalah tentang arti persahabatan.
Unyil, usro, ucrit dan Melanie, mereka anak-anak SD yang benar-benar memiliki impian jelas dalam hidupnya. aku kecil masih ingat betul ketika mereka berkumpul bersama, mereka bertanya tentang cita-cita kedepannya.
“nyil, apa cita-citamu nanti?” Tanya usro pada unyil
“aku ingin jadi pilot, eh… jadi presiden juga hehe,”
Jawab unyil masih ragu dengan cita-citanya
“kalau kamu sro, ingin jadi apa?” Tanya unyil balik pada usro
“aku ingin jadi tentara, kan keren nyil” jawab usro
“aku ingin jadi dokter, pekerjaannya mulia menyembuhkan orang sakit” jelas Melanie tentang cita-citanya.
“kalau ucrit, mau jadi orang kaya” kata ucrit sambil garuk-garuk kepala

Ada-ada saja unyil dan kawan-kawannya. Tetapi dari situ aku memahami arti tentang mimpi dan cita-cita. Walau unyil tidak konsisten dengan cita-citanya, tetapi itulah sebuah mimpi yang kadang bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu dan pemahaman tentang apa yang kita sukai. Aku kecil dulu bermimpi ingin menjadi guru, tetapi waktu kelas 5 SD aku bermimpi menjadi dokter, tapi itulah indahnya mimpi. seharusnya kita sebagai pemuda memiliki mimpi dan tujuan yang jelas. Dulu kita masih kecil, jika ditanya tentang cita-cita kita, pasti dengan cepat kita menyebut profesi ini dan itu, tetapi semakin bertambahnya umur dan beranjak dewasa justru kita mengecilkan mimpi-mimpi kita. Karena kita mengerti untuk mewujudkannya sangat sulit, walau kita mengetahui bahwa sesuatu butuh perjuangan dan kerja keras.

Aku dan unyil, walau dia hanya sebuah boneka. dia mampu mengubah karakter aku. Tetapi aku tahu bukan hanya aku, melainkan banyak anak-anak seusia aku yang sangat mencintai unyil, kadang aku dan teman-temanku pada hari minggu berkumpul untuk menonton siUnyil. Kulihat binar-binar keceriaan dari mata teman-teman kecilku. Kita semua fokus menonton setiap adegan-adegan siUnyil, walau kadang ada celetukan kecil dari mereka. “ pak raden galaknya” , “ih,pak ogah udah gundul pemalas lagi.” Kalau teringat kata-kata teman-teman kecilku,aku selalu tertawa sendiri. anak-anak ingusan saja sudah mengerti mana yang baik dan yang tidak baik. Salut buat kalian semua, teman-teman kecilku semoga kalian tetap memiliki sifat yang seperti kritis dan bijaksana mengambil pelajaran dari apa yang kalian saksikan di luar sana.

Mengenal siUnyil tidak akan lepas dari tokoh yang satu ini. tokoh antagonis yang paling di benci anak-anak yaitu Pak Raden, kakek tua dari jawa dengan kumis tebalnya, memakai baju adat jawa bersifat pemarah, kikir, suka sekali dengan burung. Tetapi ada 2 hal yang paling aku sukai dari pak raden yaitu bisa menggambar dan mendongeng. Dulu aku kecil selalu antusias jika pak raden menggambar, begitu mudah baginya menggambar suatu objek, kadang juga diselingi dengan cerita-cerita yang sangat menarik. Pak raden membuatku menyukai menggambar walaupun pada akhirnya aku tetap tidak bisa menggambar. Salut deh sama pak raden walau sudah tua masih tetap berkarya. seperti tertampar aku, aku yang masih muda belum punya karya apapun. aku malu sekali sedangkan pak raden di usia senja memiliki karya yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.

Bercermin dari pak raden semakin membuatku kerdil, pak raden yang sudah di usia senja saja masih tetap berkarya atau lebih aku sebut berinventasi amal. Bukan harta yang beliau berikan, melainkan ilmu dan nilai moral yang beliau ajar untuk kita sebagai generasi penerus bangsa. Unyil, pak raden dan teman-temannya membuat saya semakin sadar akan arti hidup. jika unyil, pak raden dan teman-temannya ditanya kelak di akhirat digunakan untuk apa umurmu di dunia? Mereka semua pasti dengan mudah menjawab, memberi ilmu dan nilai kebaikan kepada sesama, sedangkan aku diusiaku yang masih muda ini belum sama sekali punya karya yang bermanfaat bagi sesama. Masih ingat betul ketika aku bertemu dengan salah satu pemuda, dia dengan lantang berkata “ muda foya-foya, tua kaya raya dan mati masuk surga” dengan semboyan begitu apakah dia yakin akan masuk surge. Sedangkan tiket kesurga saja masih kurang yang berupa amal kebajikan dan kebermanfaatan dalam hidup. Ingat sebuah hadist, “sebaik-baik manusia dialah yang paling banyaka manfaatnya” (HR.Muslim).

Persahabatan unyil,usro,ucrit dan Melanie, membuatku semakin kagum akan arti persahabatan (ukhwah). Mereka tetap bersahabat walau dalam latar belakang yang berbeda. Unyil yang cerdas, usro dan ucrit yang polos dan Melanie yang keturunan cina. Perbedaan itu tidak membuat mereka saling menjauh bahkan saling bermusuhan. Sikap mereka mencerminkan semboyan bangsa kita “ BHINNEKA TUNGGAL IKA” walau berbeda-beda suku, ras dan agama tetaplah satu jua.

Aku benar-benar bangga mengenal siUnyil. Unyil dan teman-temannya bukan sekedar boneka tetapi lebih dari itu. Tokoh yang memberikan nilai-nilai kebaikan dan kecintaan terhadap tanah air. Sedih sekali sekarang banyak remaja yang suka membeda-bedakan siapa yang pantas menjadi sahabatnya, mereka memandang sahabat itu harus sederajat, selevel masalah harta dan gaya hidup. Jika ada teman yang levelnya dibawah mereka pastilah teman tersebut di bully habis-habisan. Lihatlah banyak sekali kasus pembullyan yang di lakukan oleh pelajar sekolah dasar sampai dengan para mahasiswa, apa arti semua itu? Karena mereka mulai kehilangan figur seperti unyil, kenapa? Lihatlah tayangan televisi sekarang di era globalisasi ini anak SMA membully temannya karena miskin. Dari situ saja kita akan mengerti apa dampak dari tayangan tersebut pembullyan semakin meningkat.

Unyil dengan peci hitam dan sarung yang diselampangkan, pak raden dengan baju adat jawanya  dan mbok bariah dengan kebayanya mengingatkan aku bahwa mereka bangga dengan baju khas Indonesia. Seharusnya para pemuda belajar dari mereka, yang menghargai identitas bangsanya sendiri. Pemuda sekarang lebih bangga dengan baju ala Korean style, rambut mohak atau rambut polem (poni lembar) ala Justin Bieber bahkan sampai rambut jambul khatulistiwa ala syahrini cetar membahana hehe….. hilangnya rasa cinta kepada bangsa ini membuatku prihatin. apalagi yang terkena demam luar negeri kebanyakan para pemuda generasi penerus bangsa. Jika penerus bangsa sudah tidak lagi memiliki rasa cinta tanah air, maka siapalagi yang akan meneruskan estafet untuk kemajuan bangsa kita ini, Indonesia. Walapun aku mengerti mereka masih memilik rasa cinta tanah air. Saat kulihat para pemuda berunjuk rasa ketika banyak kebudayaan yang asli Indonesia di klaim bangsa lain. Mereka baru sadar bahwa kitalah penerus perjuangan bangsa ini, kalau bukan para pemudanya siapa lagi? Semoga kita sebagai generasi penerus kemajuan bangsa ini semakin cinta akan kebudayaan asli Indonesia.
Bicara siUnyil, aku teringat dengan sosok pak ogah, pria yang kerjaannya tiap hari jaga pos ronda. Selalu minta uang jika ada orang yang lewat pos ronda. Dengan gaya bicaranya “cepek dulu,ah”
Hehe lucu juga, tetapi dibalik sosok pak ogah, aku bisa belajar banyak hal. Jadi orang jangan pernah malas karena kemalasan dekat dengan kemiskinan dan jika sudah mendarah daging bisa-bisa menjadi kebiasaan yang sangat berbahaya. Sifat malas inilah yang sekarang mulai dibudayakan oleh sebagian pemuda di negeri ini. Banyak pemuda ingin kaya secara instant akhirnya mereka mencuri, korupsi hingga jadi preman pasar. Jika para pemuda ingin sesuatu secara instant dengan jalan pintas mau jadi apa negeri ini? Sebagai pemuda seharusnya kita bisa menghargai proses karena dengan berproses, kita bisa belajar untuk dewasa, dewasa dalam bersikap dan berfikir.

Semakin berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Aku semakin galau, aku tidak lagi melihat unyil dan teman-temannya. Mungkin mereka juga sedang tumbuh dan berkembang untuk lebih maju dan belajar untuk meraih cita-citanya.
Suatu hari aku terkejut, karena siUnyil tak lagi seperti dulu, bocah SD yang polos sekarang dia semakin keren dengan laptopnya. Tetapi ada suatu hal yang tak pernah berubah dari dia, yaitu cara berpakaiannya tetap dengan peci dan sarungnya. Unyil sekarang jauh lebih pintar, dia mengerti banyak hal tentang ilmu pengetahuan. Unyil membuktikan bahwa sebagai manusia haruslah menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Unyil, aku bangga padamu walaupun kau telah menjadi orang yang pintar kau tetap sederhana dan tak pernah sombong. Ibarat padi semakin berisi semakin merunduk. Aku semakin iri kepadamu, aku yang tumbuh menjadi dewasa ini  masih belum sepandai kau sedangkan kau mulai dari kecil hingga sekarang selalu menebar manfaat bagi sesama.
Terima kasih unyil kau telah menjadi bagian yang terpisahkan dari setiap langkah hidupku.
Terima kasih telah memberikan inspirasi kepada para anak-anak bahkan para pemuda di negeri ini untuk selalu menghargai dan mencintai kebudayaan bangsanya sendiri.
Aku mengerti pasti kau sangat berat dan harus berjuang keras untuk mempertahankan kebudayaan bangsa ini di era globalisasi yang penuh dengan modernisasi.
Tapi bagiku dan semua rakyat Indonesia kau adalah sosok yang tak akan pernah tergantikan, walau banyak sosok-sosok lain di luar sana.
Terima kasih kau telah menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa ini dan telah mengajarkan kepada kita selalu mencintai kebudayaan local kita sebagai warga Negara Indonesia.



-------0 THE END 0-------


Tentang penulis.

            Yanuari Purnawan (ary awan) lahir di Nongkojajar-Pasuruan, 22 tahun yang lalu. Dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMAN 1 KEJAYAN. Di SMA, dia merupakan siswa yang berprestasi dengan meraih juara umum untuk jurusan IPA.

Aku dan siUnyil merupakan tulisan pertamanya. silahkan kunjungi facebook : yanuari_newton@ymail.com dan blog di yanuari-purnawan.blogspot.com

Kamis, 08 Mei 2014

Cinta Harus Move On

CINTA HARUS MOVE ON

Cinta itu luas…
Cinta itu tak sekedar aku dan kamu
Cinta itu bukan hanya suami istri, orang tua dan anaknya
Cinta itu luas…
Tak berujung tapi bermuara dalam suatu lembah
Yaitu ketulusan hati
Hati jagalah cinta ini
Jangan biarkan ia terkoyak tak berarah
Terangi cahaya cinta ini dengan cahaya yang abadi yaitu cintaMu, ilahi….

            Begitu cepat allah merubah senyuman ini menjadi deraian air mata
Begitu cepat allah merubah segalanya agar setiap hambaNya mengerti bahwa masih ada yang lebih kuasa dari kita yaitu kekuasaan Allah SWT

Aku merasa begitu bahagia, pernikahanku dengan pria indo keturunan jawa-inggris bernama yusuf. Pernikahan pertamaku ini membuatku bagai seorang putri raja. Yusuf begitu menyayangiku, penuh perhatian dan yang paling aku suka dari dia adalah sifat romantisnya. Terignat saat ultahku yang ke 22 dan bertepatan satu bulan pernikahanku dengannya, dia memberiku kado dengan bungkus merah jambunya. Aku begitu bahagia lalu dia kecup keningku.
“selamat ultah yang ke 22, semoga menjadi istri yang selalu baik terutama pada suaminya” ucapnya lembut padaku.
Kutatap matanya begitu sejuk dan menenangkan.
“Aamin, apa boleh buka kadonya sekarang? Kataku. Dia hanya mengangguk tanda setuju, aku buka kado yang terbungkus cantik itu perlahan-lahan.
Aku terkejut, tak terasa air mataku mengalir begitu saja
Air mataku begitu deras ketika ada sepucuk surat darinya.

            Terima kasih telah menjadi wanita dan istriku yang baik
            Terima kasih telah kau berika cinta yang begitu tulus
            Terima kasih kau tetap sabar menerima kekuranganku
            Jika aku mampu akan aku persembahkan bulan untukmu
            Akan aku beri jutaan bintang untukmu
            Tapi aku tak mampu
            Hanya Al-qur’an sederhana ini yang mampu ku beri untukmu
            Aku ingin kau selalu membacanya dan mengamalkannya
            Karena aku ingin Al-qur’an ini menjadi penerang cinta kita berdua
            SELAMAT ULTAH KE 22, MY LOVELY

Aku peluk erat mas yusuf, aku terisak dalam tangis bahagia
Ya Rabb… berkahi cinta dan langkah kami berdua, tiada daya dan upaya selain atas pertolonganMu. Aamin.
            Hari demi hari bergulir begitu cepat, tak terasa sudah hamper 3 bulan pernikahanku dengan mas yusuf. Dia tak pernah sedikitpun berubah, dia selalu menjadi suami dan pria yang begitu baik bahkan terlalu baik bagiku.
Hari ini mas yusuf akan pergi ke inggris selama 2 minggu untuk menangani urusan pekerjaannya. Entah mengapa aku tak rela dia harus pergi jauh dariku.
Aku tak ingin di tinggal, aku ingin bersama kemanapun dia pergi. Mas yusuf tak mengizinkan aku ikut. Katanya ini kan masalah pekerjaan bukan liburan dan cuma sebentar. Aku yang masih tak rela apa daya jika tak di izinkan oleh sang suami tercinta.
            Sebelum suamiku pergi ke inggris, aku ingin memberinya kejutan. Mungkin kejutan yang akan membuat dia bahagia seumur hidup. Saat di bandara sebelum dia pergi aku kecup tangannya dengan takzim dan tak lupa ku kecup pipinya. Lalu aku bisikkan suatu kejutan buatnya.
“aku hami, sudah 2 minggu” bisikku padanya
Dia begitu terkejut terkejut, hingga kulihat kedua matanya melotot
“Alhamdulillah”. Teriaknya. Dipeluknya diriku begitu erat, erat sekali seperti tak mau dia lepaskan.
“sudah-sudah, kasihan entar bayinya” kataku. Dia akhirnya melepaskan pelukannya. Dikecupnya keningku lembut, entah mengapa hatiku begitu sedih melepas kepergiannya. Firasat apa ini? Segera kutepis perasaan ini. Dia lambaikan tangan dan tersenyum manis padaku.
Ya Rabb jagalah dia dan lindungi setiap langkahnya. Aamin.

---------0----0---------

Malam ini aku benar-benar tak tenang, aku tak bisa tidur. Aku sangat merindukan suamiku.
Tiba-tiba telepon rumah berdering, lalu aku angkat.
“Bisa bicara dengan ibu rahma?” Tanya laki-laki diseberang telepon
“Iya dengan saya sendiri” jawabku
“maaf bu, mungkin ini kabar yang kurang baik, pesawat yang ditumpangi suami ibu mengalami kecelakaan. Ini kami dari kantor polisi” kata laki-laki itu.
“Apa. Kecelakaan!” teriakku, tiba-tiba kakiku lemas, tubuhku seakan tak bertenaga. Aku terjatuh dan gelap.

---------0----0---------

Gerimis mengiringi langkahku melepas kepergian suamiku tercinta yaitu mas yusuf.
Air mataku tak bisa kubendung lagi membasahi pusara peristirahatan terakhirnya.
Kupandangi nisan yang tertulis nama Muhammad Yusuf. Mas yusuf telah pergi untuk selamanya, bersama dengan anaknya.
Saat aku mendengar kabar tersebut, aku pingsan dan mengalami pendarahan.
Ya, aku keguguran. Anakku dan suamiku pergi meninggalkanku untuk selamanya. Langit seakan tahu bagaimana perasaanku. Mendung dan hampa bagai separuh jiwaku pergi. Ya Rabb begitu cepat kau ambil kebahagiaan yang baru aku nikmati.

---------0----0---------

            Dalam duka aku berusaha untuk bangkit dan berkembang. Banyak sahabat dan keluarga yang memotivasi aku untuk tegar dan move on. Salah satu sahabat terbaik itu silvy. Dia adalah embun yang menetes dikala hatiku yang sedang kering. Silvy mengajakku ketempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Banyak anak-anak jalan disana yang sedang belajar. Sekolah darurat khusus untuk anak-anak jalanan. Tak terasa air mataku menetes, kulihat mereka penuh semangat belajar walau dalam kondisi yang jauh dari kata layak. Tiba tiba aku tersadar, apa yang aku lakukan selama ini? Menangis dan terpuruk dalam bayang-bayang masa lalu. Sedang kenyataan sekarang masih banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Bodoh…. Bodoh sekali jika hidup cuma buat berlarut dalam kesedihan.
“apakah, kamu siap move on sekarang”. Kata silvy membuyarkan lamunanku.
Seperti dia mengerti apa yang aku pikirkan.
“siap”. Jawabku dengan air mata yang mengalir deras. Kupeluk sahabatku, dalam hati aku ucapkan terima kasih silvy. Kau sadarkan aku dari tidur panjangku selama ini.

                                                            ---------0----0---------

Waktu berjalan begitu cepat, musim telah berganti. Aku sekarang merasa jauh lebih berarti. Tiap hari aku mengajar anak-anak jalanan, bakda ashar kita memulai belajar, mulai dari pelajaran umum hingga agama. Sekarang aku sadar bahwa skenario Allah jauh lebih indah dari apa yang kita duga sebelumnya. Disekolah darurat ini akan aku labuhkan cintaku karenaMu.
Banyak sahabat yang menyuruhku untuk menikah lagi. Mereka mengenalkan ikhwan-ikhwan terbaik untukku. Tetapi, tak satupun yang berkenan di hatiku. Hingga suatu hari silvy mengajakku untuk mengikuti pengajian yang diadakan oleh rohis SMP Negeri di daerahku sekaligus mengenalkan aku dengan salah satu ikhwan yang dia kenal. Kulihat dari wajahnya penuh antusias untuk menjodohkan aku dengan ikhwan tersebut.

---------0----0---------

            Aku benar-benar tersihir oleh kepiawaian ustad tersebut dalam bertutur kata, penyampaiannya begitu ringan tapi mendalam. Ustad muda itu benar membuat hatiku berdesir halus. Aku tak mengerti apa yang aku rasakan sekarang. Tiba-tiba silvy membuyarkan lamunan indahku.
“hayo, sedang ngelamunin ustad muda itu ya?”. Silvy mencoba menyindirku.
Aku hanya tersenyum kecut mendengar perkataannya.
“oh ya, hamper lupa entar bakda ashar aku akan kenalkan kau dengan ikhwan yang kujanjikan kemarin, apakah kau siap?” katanya sambil menggodaku. Lagi-lagi aku hanya tersenyum.
Setelah shalat ashar, silvy mengajakaku ke taman dekat masjid tempat pengajian tadi diadakan.
“maaf ya, menunggu terlalu lama”. Kata silvy ketika kita baru tiba. Ada sosok ikhwan yang membuat hatiku berdesir di hidapan kami.
“wah, tidak apa-apa kok, aku juga baru datang”. Jawabnya
Aku benar benar tak mampu menatap sosok ikhwan di hadapanku.
Tiba tiba silvy nyeletuk dengan nada khas suaranya.
“akhy, ini akhwat yang anti ingin kenalkan, namanya rahma”.
Entahlah pipiku sudah memerah bagai udang rebus.
“Alhamdulillah, akhirnya bisa bertemu juga, perkenalkan ana andy setiawan”
Jawabnya dengan santun dan tetap menjaga pandangannya.

---------0----0---------

            Sejak perkenalan itu, kami akhirnya memutuskan untuk bertaarufan. Selang 1 bulan, mas andy dan keluarganya melamarku. Aku benar-benar merasakan kekuasaan Allah yang begitu indah. Setelah badai pasti ada pelangi. Tak selamanya langit gelap pasti berubah terang. Setiap kejadian pasti ada akhirnya. Burung-burung pipitpun berkicau merdu, langit cerah dan mentari bersinar terang, inilah episode baru dalam hidup. Hari ini akan aku buka lembaran baru bersama suami tercintaku, Andi Setiawan. Sujud syukur atas kuasaMu ya rabb, kau berikan aku ujian bukan karena kau hinakan aku, tapi kau telah menyiapkan episode baru yang lebih indah dalam hidupku. Mas yusuf adalah masa lalu, masa laluku yang indah yang akan menjadi pelajaran buat aku dan suami baruku kedepannya. Aku meyakini bahwa cinta itu tak berujung, siapapun pasti merasakan cinta. Walau kadang harus jatuh dan tertatih tetapi cinta harus tetap move on.





Air mata kehilangan itu wajar, tapi jangan berlarut dalam kesedihan.
Mencintai harus siap kehilangan.
Tapi cinta harus tetap Move On








THE END