Jumat, 28 Agustus 2015

Muhasabah Cinta


Sepenggal Kisah:

Andaikata aku seperti dirimu, aku tak tahu seperti apa diriku sekarang.
Andaikata aku  seperti dirimu, apakah kita bisa bersama?
Tapi, aku bangga dengan diriku sekarang.
Aku Ridha dengan semuanya.
Dan aku cinta dengan kehidupanku di atas agama-Nya.

Ketika aku tak ingin merasakan ini, hati merangkai cerita lain. Aku begitu tersipu dan tersiksa dalam waktu bersamaan. Aku seperti di atas awan di tengah petir yang menyambar.
Kini, kulihat ia tepat di depan kelas, berjalan ke arahku. Kusisipkan pandangan pada sesosok lelaki yang dengan cepat  berjalan dan berlalu di sampingku.
Aku benar-benar dalam belanggu cinta yang tak kuinginkan, tak disyariatkan oleh agama.
Hatiku memancarkan kebahagiaan melihat senyum di wajahnya. Aku merasa dalam kebahagian yang sangat.
“Ya Allah, inikah cinta yang Engkau tanam di hatiku?”

Seindah Langit­- Nailah Maddin

###
Cinta memang menghadirkan banyak rasa. Senang, sedih, cemas dan ragu, semua bergumul menjadi satu atas nama cinta. Namun, bagaimana jika cinta itu hadir tak tepat waktu? Maka bermuhasabah terhadap cinta itulah jalannya.
Dari pada galau, baca saja keseluruhan kisah cinta yang penuh inspiratif lainnya dalam buku ini.
###

Kontributor:

Rere Zivago, Noviyanti, Diata Ma, Nanik Maryanti, Mila Nurmila, Nada Aprilia, Syifa An-Nabila, Rizky Ramadhon, Ife Ayubi, Nur Rahmah AR, Halimahtussahdiah D, Anisa Faqot, Zyukron, Agustin Faridatul Hasanah, Nailah Maddin, dan Shofiyatus Sholihah.

Judul Buku: Muhasabah Cinta
Penerbit: Pena Indis
Distributor: New Indie Press
ISBN: 978-602-0897-32-5
Desain: Fandy Said
Editing: Yanuari Purnawan
Harga Umum: 40.000 (Belum Ongkir)
Harga kontributor= 37.000 (Belum Ongkir)

CARA PESAN:
Kirim pesan dengan format:
Judul Buku_Nama Pemesan_Alamat lengkap + Kode Pos_No. Hp_Jumlah Pesanan
Ke No. Hp; 085649947840 (Sdr. Yanuari Purnawan) atau Inbox ke fb New Indie Press

Metamorfosis Hati


Sepenggal Kisah:

"Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya berliku-liku. Dan apabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah walau pedang tersembunyi disela sayap itu melukaimu." (Kahlil Gibran)

Lagi-lagi aku terhipnotis akan syair ini, mampu membuatku bertahan dengannya. Sudah dua tahun lamanya kami berbagi kasih dan bersabar bahwa kami bisa menikah dengan waktu yang telah dijanjikan. Rasa cinta itu tumbuh sebelum pernikahan, padahal sudah kutekadkan sebelumnya bahwa cinta hanya untuk yang halal. Namun, ternyata aku melanggar janjiku sendiri. Kupikir waktu itu bahwa Kak Arman adalah calon imamku dan tak ada yang menghalangi cinta kami berdua.

"Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesakitan yang menyedihkan." (Kahlil Gibran)

Sepotong Sajak dan Takdir-Nya- Tsabita Al-Khansa

###
Cinta memang menghadirkan banyak rasa. Senang, sedih, cemas dan ragu, semua bergumul menjadi satu atas nama cinta. Namun, bagaimana jika cinta itu hadir tak tepat waktu? Maka bermuhasabah terhadap cinta itulah jalannya.

Dari pada galau, baca saja keseluruhan kisah cinta yang penuh inspiratif lainnya dalam buku ini.

Judul Buku: Metamorfosis Hati
Penerbit: Pena Indis
Distributor: New Indie Press
ISBN: 978-602-0897-31-8
Desain: Fandy Said
Editing: Yanuari Purnawan
Harga Umum: 40.000 (Belum Ongkir)
Harga kontributor= 37.000 (Belum Ongkir)

CARA PESAN:
Kirim pesan dengan format:
Judul Buku_Nama Pemesan_Alamat lengkap + Kode Pos_No. Hp_Jumlah Pesanan
Ke No. Hp; 085649947840 (Sdr. Yanuari Purnawan) atau Inbox ke fb New Indie Press

Senin, 10 Agustus 2015

Semua Gara-Gara Dokter Aditya

Siapa yang nggak kenal sama dokter muda yang ganteng, pinter ngaji dan sayang umi ini. Yuk, intip biar kalian nggak kepo-kepoin aku terus hehe *Pede banget^^

Kemarin pas aku lagi stalker instagram Ria Ricis, eh nggak tahunya nemu video dokter Adit sama Ricis. Karena itulah akupun stalker Ig-nya dia. Dan yang lebih mainstream ehhh guanteng banget loh dan pinter ngaji. *Stalkerin aja Ig-nya kalau nggak percaya.

Setelah itu, aku upload di FB saja fotonya pas pakai jas dokter. Nggak disangka respon amburadul. Yang paling halus kasih komen emoticon smile, standart dan kalem hanya bilang ganteng atau subhanallah calon imam yang baik. Namun yang paling ekstrim komennya jangan-jangan itu gebetannya mas Yanuar *Plaak sambil telan sandal^^

Daripada su'udzon nggak baik dan dosa. Mending, kita positif thinking aja. Siapa tahu Dokter Adit bisa menjadi inspirasi dan motivator kita untuk menjadi insan yang lebih baik. Kalau takdir berkata siapa tahu ada ladies yang lagi baca tulisan ini bisa menjadi jodoh dunia dan akhiratnya. Aamiin *Tuh suaranya kenceng dan fasih amat.

Yuk, sini ngintip profinya. Tuh kan ladies langsung senyum-senyum sendiri.

Nama lengkap : Aditya Surya Pratama 

Nama panggilan : Adit, Kak Adit 
Tempat dan tanggal lahir : Bogor, 3 Mei 
Pendidikan : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta 
Akun Twitter : @adityaSprtma 
Instagram : ADITYASPRATAMA 
ask.fm : adityaspratama

Maaf untuk pin BB sama No. Hp nggak bisa tercantum. Kalau mau, kepoin saja orangnya. Dan baca juga di sini!
Read more at: http://www.slidegossip.com/2015/07/profil-dan-biodata-aditya-surya-pratama-calon-dokter-super-ganteng-yang-pandai-mengaji.html
Artikel ini diambil dari www.slidegossip.com sebagai sumbernya.

Nih, biar kalian tambah puas dan kenyang. Kukasih foto lainnya. Cucok banget kan!^^








Selasa, 04 Agustus 2015

Alone

"Sendiri dalam gelap, entah siapa yang akan mencari. Merindukan cahaya, namun hampa."

Aku berusaha mengeja kalimat tersebut. Kalimat yang tertempel manis di mading sekolah. Entah sihir apa yang mampu membuatku sedikit menghabiskan waktu untuk fokus pada kalimat yang mengawali sebuah artikel. Sepi? Pertanyaan itu seolah menari dalam otakku. Memang koridor sekolah yang tepat di area kelas sebelas tampak lenggang. Walau bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Sekali lagi bukan masalah koridor, namun perasaan ini.

Seperti biasa aku dengan gontai menyusuri koridor sendiri. Seharusnya, masa SMA adalah masa yang indah untuk berkumpul dan bercengkrama dengan teman-teman. Ngomongin guru-guru killer hingga cewek yang jadi target gebetan. Asyik! Namun, itu tak berlaku bagiku.
Sepintas mata menangkap sosok gadis berponi dengan rambut sebahu sedang asyik mendengarkan earphone di bangku bawah pohon. Karena, merasa diamati, cewek itu melempar senyum ke arahku. Akupun membalas senyumannya tersebut dengan kikuk.

"Rahma," kenalnya sambil menjulurkan tangannya. Aku yang duduk di sampingnya hanya diam dan merasa aneh.
"Kok diam?" lanjutnya sembari melambaikan tangan.
"Tidak apa-apa! Dani ...." Aku sudah tak tahu bagaimana yang raut wajah ini. Gugup.
Selang beberapa menit suasana menjadi dingin, hanya hembusan angin yang terdengar menggesek dedaunan.
"Kulihat kamu selalu pulang paling akhir, memangnya menunggu jemputan?" tanyanya memecah kebisuan diantara kami. Akupun hanya menggeleng.
"Lalu?" Matanya menyiratkan rasa penasaran.
"Aku suka sepi dan sendiri!" jawabku datar.

Tak ada percakapan selanjutnya, kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga ...,
"Kamu memang aneh!" jelasnya sambil tersenyum menatapku.
"Aneh? Maksudnya?"
"Semua orang itu paling benci yang namanya sendirian. Lha, kamu kok malah suka dengan sendiri. Anehkan?" Dia tersenyum lalu memasang earphonenya lagi. Aku hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Sendiri bukan berarti tak bahagia. Sendiri membuatku nyaman," terangku sambil menatap gerbang sekolah lalu menyisir ke arah lain. Ada yang sibuk bercengkrama dengan teman satu eskul, ada yang ngerumpi dengan gengnya dan ada yang sibuk men-dribel bola basket. Tunggu? Inikah ruang hamba yang bernama sepi. Tapi, bukannya semua berjalan menurut alurnya. Sekali lagi, bukan mereka tapi aku. Aku yang terjerat dalam di ruang hampa dan sendiri itu.

"Kamu sudah merasakannya?" tanyanya sambil melilitkan kabel earphone.
"Maaf, aku harus segera pulang," lanjutnya sambil berdiri. Terlihat seorang pria berkemaja batik melambaikan tangan ke arah kami. Mungkin dia, ayahnya.
"Percayalah, bukan suka yang kamu rasa. Namun, hatimu yang masih terjerat dalam ruang itu." Dia pun berlari menjauh ke arah gerbang sekolah. Yang meninggalkanku dengan sejuta tanya yang masih belum aku temukan jawabannya.

_The End_