Sabtu, 05 Januari 2019

Ujung Pelangi

Minggu, 06/01/19








Banyak sekali ilmu yang tak mampu ditukar dengan apapun di tempat ini. Kurang lebih satu setengah tahun, aku berproses, belajar dan mengajar bersama mereka. Ini bukan kisah Laskar Pelangi atau Teacher Diary. Lebih dari itu, ini adalah bagian dari kisah hidupku di Smp Islam Al Ibrahimi.

Di sekolah ini banyak sekali hal yang selalu menjadi sorotan para pengajar. Seperti kata Pak Kepala Sekolah, "Disini fokus utamanya bukan tentang anak-anak harus selalu bisa segala mata pelajaran. Melainkan adalah bagaimana mencetak anak-anak dan orang tua serta lingkungan yang sadar akan pentingnya pendidikan." Awal masuk mengajar, hatiku seperti tercabik ketika bertanya kepada salah satu siswa akan cita-citanya. "Apa cita-cita kamu nantinya?" Dengan polosnya dia menjawab, "Jadi pembantu rumah tangga!" Sungguh aku tak pernah menduga mendapat jawaban seperti itu. Aku tak melarang mereka jadi apapun asal itu baik. Namun, aku hanya menjadi pembimbing untuk mereka selalu giat belajar dan menemukan potensi mereka hingga menjadi orang yang berguna kelak.

Banyak sekali pengalaman dan pembelajaran di sekolah ini. Bak pelangi yang indah dengan degradasi warnanya. Mungkin mereka bukanlah siswa yang sempurna dengan kemampuan di atas rata-rata. Namun, mereka adalah ujung pelangi yang memberi warna pada langit yang mendung.

Buat kalian, anak didik yang hiperaktif, teruslah bergerak menggali potensi. Jangan takut akan berubah. Asal baik lakukanlah. Kejar pendidikan setinggi mungkin. Lelah, malas dan jenuh akan segala kekurangan di sekolah, jangan menjadi batu sandungan. Namun, buat itu semua menjadi batu hias yang bernilai mahal.