Jumat, 16 November 2018

Alhamdulillah, Nikah!

Sabtu, 17/11/18



Namanya Zakiyatul Putri, wanita yang dua bulan lagi genap berumur tiga puluh tahun ini selalu memberi senyum tulus kepada siapa yang menyapanya. Di lihat dari segi fisik mungkin ia bukan tipe wanita ideal untuk mengikuti ajang kecantikan. Dengan badan berisinya ia tampak ringan dan supel banget untuk menjalankan segala aktivitas. Jilbab panjang selalu menghiasi setiap penampilannya, kalau ia bilang seperti Mamah Dedeh kw super.

Perkenalan itu terjadi saat aku dan Kak Kia--panggilan buat Kak Zakiyatul Putri, mengikut seminar pra nikah di salah satu kawasan kota Surabaya. Sepanjang acara ia tampak fokus mengikuti acara tersebut, saya yang kebetulan duduk di sampingnya pun kepo untuk bertanya kepada wanita yang lebih dewasa dari saya itu.

"Kak, serius amat!" Ia menoleh lalu tersenyum kecil menambah manis di balik kecubbyannya.
"Sayang kan uang 50 ribu ya kalau kita hanya main-main, Dek!" Aku hanya mengangguk mendengar penjelasannya tersebut.
"Ini kali pertama ya ikut seminar pra nikah kayak gini, Dek?" lanjutnya di sela acara yang hampir selasai.
Aku mengangguk kembali membenarkan apa yang di tanyakan Kak Kia.
"Pantas ...,"
"Eh, kok gitu, Kak!" potongku tanpa permisi mendengar penjelasan wanita berjilbab tosca di sampingku.
"Yaelah, Dek, gitu aja baper! Dengernya mungkin ini udah kesekian puluh kakak ikut seminar pra nikah, tapi lihat kan hasilnya."
"Tetap jomblo ya, kak!" timpalku dibarengi kekehan kecil dari aku dan Kak Kia.
Kukira Kak Kia akan tersinggung dan marah kepadaku, tetapi kenyataannya ia malah tersenyum tulus kepadaku.
"Iya sih, Dek, mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pengeran halal kakak. Mungkin, saat ini kakak masih di suruh belajar tentang ilmu pernikahan sebelum saat ikatan suci itu terjadi."
Penjelasan dari wanita berhijab tersebut benar-benar tulus dari hatinya. Tidak ada raut kecewa bahkan penyeselan atas skenarioNya. Dari sorot matanya, saya yakin Kak Kia telah melewati banyak proses dalam hidupnya hingga menjadikan Kak Kia yang ada di sampingku sekarang. Saya melihatnya dewasa, hangat, ramah dan cerdas.

"Siapa sih, Dek, yang tak ingin menyempurnakan separuh agamanya?" jelasnya tatkala kita sedang ngopi di salah satu kafe yang tak jauh dari acara seminar pra nikah tadi. Ngobrol dengannya memang tak cukup sejam atau dua jam bahkan sehari pun saya banyak mengambil hikmah dari setiap perjalanan hidupnya.

"Jujur dulu kakak sempat down dan menyalahkan Allah, mengapa Dia menciptakan aku seperti ini kok nggak kayak Raisa!" Senyum mereka dari wajah teduhnya, ia memang tak secantik artis di TV, tetapi sikap dan tutur katanya pasti membuat siapa yang kenal dengannya akan merasa nyaman di dekatnya.

"Namun, semakin bertambahnya usia dan berbagai macam penolakan dari lawan jenis, seketika itu aku merasa bersyukur dengan yang Allah kasih buatku. Dengan bentuk tubuh dan wajah kayak gini, secara tak sadar aku bisa mencari pasangan halal yang benar-benar tulus mencintaiku apa adanya!"
Binar mata itu kembali melukiskan bahwa Kak Kia dulu pasti menghadapi perjalanan hidup yang tak mudah. Pembullyan karena bentuk fisik, penolakan dari lawan jenis hingga dimanfaatkan sudah pernah ia alami.


Pertemuan singkat itu tak lantas berakhir di situ. Entah takdir dariNya membawa skenario baru atas kehidupan Kak Kia selanjutnya. Sejak pertemuan pertama itu, saya dan Kak Kia menjadi lebih dekat bahkan kita sering chatting, sharing tentang ilmu agama bahkan penantian akan jodoh.
Tanpa ada yang tahu bagaimana skenarioNya berjalan, kini kulihat senyum merekah dari dua insan yang baru saja resmi menjadi pasangan halal sambil menyapa para tamu undangan.
Dua bulan lalu, saya bercerita kepada Kak Ridho--sepupuku, tentang Kak Kia. Siapa sangka dari cerita tersebut mengantarkan pada suatu takdir yang indah atas kehendakNya. Kak Ridho dan Kak Kia resmi menjadi sepasang suami istri sekarang.

"Alhamdulillah, Nikah!" ucap Kak Kia sambil memeluk saya yang sedang memberi ucapan selamat atas pernikahannya. Tanpa terasa air mata pun ikut luruh mengiringi kebahagian dua insan yang berbahagia atas ridhoNya. Semoga penantian jodoh saya pun akan berakhir indah. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar