I
LOVE YOU, ZAHRA
“Abang
sayang nggak ma neng.” Tanyanya padaku.
“Ya,
sayanglah neng. Kan neng istri abang.” Jawabku sambil memandang wajahnya yang
begitu teduh.
“Kalau
begitu abang membagi cinta Allah dong.” Sanggahnya dengan wajah cemberutnya,
semakin bikin gemes aja istriku ini.
“Lha
apanya toh neng yang harus dibagi cinta Allah itu tetap paling diatas
segalanya.”
“Lalu
mengapa bilang sayang sama neng kalau begitu.” Potongnya, sambil kucubit
pipinya yang cubby.
“Karena
abang mencintai apa yang diciptakan olehNya, jadi abang akan menyayangi neng.”
Kulihat wajahnya memerah dan tersenyum malu.
Jodoh
itu memang rahasia dariNya, kita tidak pernah tahu kapan kita dipertemukan
dengan calon pendamping hidup. Masalah jodoh itu memang menarik dan menjadi
skenario paling indah dari Sang Maha Kuasa. Begitupun dengan aku, Allah begitu
sayang mempertemukan aku dengan seorang bidadari cantik dan soleha yaitu Ayu
Dwi Zahrani. Pertemuan yang singkat tanpa proses pacaran seperti halnya remaja
sekarang. Aku bahagia dan bersyukur Allah menggariskan dia untuk menjadi tulang
rusukku.
Entah
apa yang kurasakan akhir-akhir ini, aku merasa takut kehilangan sosok yang aku
cintai, Zahra. Aku pandangi wajah teduhnya yang tertidur pulas disampingku,
mengapa aku begitu takut jika harus berpisah dengan istriku. Dalam hati aku
berdoa, ya Rabb semoga kebersamaan ini tidak cepat berakhir sambil butiran
airmata mengalir membasahi pipi.
“umi,
hati-hati ya dirumah, jaga kesehatannya dan jangan telat makan dan istirahat
yang cukup, jaga anak kita baik-baik.”
“iya
abi, percaya sama umi, tetapi mengapa abi sok perhatian banget biasanya habis
cium tangan sama ucap salam sudah kabur.” Tanya istriku penasaran.
“
abi Cuma ingin jadi suami yang perhatian sama istri seperti halnya Nabi
Muhammad SAW.” Jawabku, umi hanya tersenyum manis dan diraihnya punggung tangan
dikecup penuh takzim, entah mengapa rasa takut ini menyusup begitu lembut
kedalam hati. aku cium kedua pipinya, walau dia agak malu tetapi tak ada
penolakkan darinya.
Lirih
ku ucapkan I love you, Zahra lalu kuucapkan salam dan berangkat kerja dengan
sepeda motor kesayanganku.
Pagi
ini sepertinya tidak bersahabat mendung dan gerimis, jalan menuju lapak tempat
aku jualan menjadi becek dan licin. Dengan berhati-hati aku kendarai sepeda
motorku, tetapi tiba-tiba sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi
menghantam sepeda motor yang aku kendarai. Allahu Akbar..teriakku..
Semuanya
terasa gelap dan hening.
Ya
Allah, jika ini hari terakhirku, izinkan hamba mengucapkan sesuatu untuk dia
yang hamba cintai dalam suka ataupun duka, aku hanya ingin mengucapkan I love
you
, Zahra.
Gerimis
pagi itu menjadi saksi bahwa abi sangat mencintai umi. Jangan menangisnya, abi
akan setia menunggu umi ditelaga surga cintaNya.
Nongkojajar,
4 agustus 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar