Selasa, 05 Agustus 2014

Gurami Saus Kecap



Gurami Saus Kecap

Istriku benar-benar serius sekali belajar masak. Mulai ikut kursus masak hingga ikut bantuin ibuku masak dirumahnya. Tak kenal lelah dia bersusah payah demi menyenangkan suaminya. Dilihat, kasihan juga istriku, kan bisa juga beli diwarteg. Setiap ku bertanya dia selalu bilang “sebagai istri, kita harus bisa masak, kan biar abi tambah sayang sama umi.”
Umi-umi selalu bisa saja membuatku tersenyum, walau pernikahan kami baru berjalan 2 bulan. Dia selalu membuatku nyaman didekatnya, walau ada gurat kesedihan diwajahnya karena dia memang tidak bisa memasak. Tetapi dia selalu belajar untuk bisa memasak yang enak buat aku, suaminya.
“Bi, pokoknya entar sahur pertama umi akan masak yang enak deh.” Semangat istriku.
“Emang umi sudah bisa masak, kan kemarin masak sayur asem rasanya kayak kolak hehe.” Ledekku, kalau sudah begitu pasti manyun tuh bibir umiku sayang.
“Iya-iya aku yakin umi pasti bisa. Siapa sih yang gak kenal Putri Delia istri Firmansyah yang paling cantik.” Rajukku biar dia tak kesal lagi, kulihat wajahnya berubah ceria bak mentari pagi, sejuk menenangkan.
“Gitu dong abi, kan umi jadi semangat masak lagi. Kalau begitu antarin kepasar ya.”
Umi lama banget belanja. Memang kalau wanita sudah masuk pasar dan belanja pasti lupa waktu sampai lupa kalau suami nungguin hingga jamuran.
“Umi belanja apa sih, lama banget sampai jamuran nih.”gerutuku ketika umi baru saja selesai belanja. Di bilangin, umi malah senyum-senyum dan hanya bilang maaf. Dan tak lupa dalilnya, katanya ingin kayak Rasulullah SAW maka harus jadi suami yang sabar sama istri. Kalau sudah begitu aku hanya bisa cemberut dan monyongin bibir.
Sahur…sahur….sahur…sahur…..
Mataku sepertinya enggan sekali untuk terbuka, sayup-sayup kudengar suara berisik didapur. Aku yakin itu pasti umi lagi masak buat sahur, aku jadi tersenyum sendiri bagaimananya masakn umi nanti. Semoga saja sesuai harapannya.
“Abi, bangun… bangun sahur yuk.” Kulihat wajah istriku, sambil malas aku menuju kamar mandi. Setelah itu menuju meja makan, kulihat umi sudah menungguku tak sabar.
“Tara..Gurami Saus Kecap Ala umi delia.” Teriak umi sambil membuka tudung saji.
“Wah kayaknya enak nih.” Jawabku sambil mengambil nasi dan tak lupa kucomot saja gurami saus kecap masakan istri tercinta. Deg, mulut dan jantungku seakan mau berhenti.
“kenapa bi, enakkan masakan umi.” Tanya istriku sambil melihat ekspresi wajahku yang berubah.
“Wah baru kali ini aku makan gurami yang sangat lezat malah lebih lezat dari masakan restoran.” Pujiku, walau dalam hati aku harus jujur ini gurami saus kecap apa gurami sandal terbakar. Rasanya aneh, kucoba berpura-pura menikmatinya walau ingin muntah. Tak tega rasanya jika harus jujur, umi sudah berjuang mati-matian untuk bisa masak.
“kalau begitu abi harus menghabiskan semuanya ya. Kan ini spesial buat abi.”
Apa? nasib-nasib, tidak apalah gurami walau rasanya kayak sandal terbakar  kalau istri yang masakin tetap saja enak karena ada bumbu-bumbu cintanya. Asyik deh, I love you umi.
“Abi maafin uminya karena tadi guraminya agak gosong.”kata umi sambil tersenyum.
Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar