Gurami Saus
Kecap
Istriku
benar-benar serius sekali belajar masak. Mulai ikut kursus masak hingga ikut
bantuin ibuku masak dirumahnya. Tak kenal lelah dia bersusah payah demi
menyenangkan suaminya. Dilihat, kasihan juga istriku, kan bisa juga beli diwarteg.
Setiap ku bertanya dia selalu bilang “sebagai istri, kita harus bisa masak, kan
biar abi tambah sayang sama umi.”
Umi-umi
selalu bisa saja membuatku tersenyum, walau pernikahan kami baru berjalan 2
bulan. Dia selalu membuatku nyaman didekatnya, walau ada gurat kesedihan
diwajahnya karena dia memang tidak bisa memasak. Tetapi dia selalu belajar
untuk bisa memasak yang enak buat aku, suaminya.
“Bi, pokoknya
entar sahur pertama umi akan masak yang enak deh.” Semangat istriku.
“Emang umi
sudah bisa masak, kan kemarin masak sayur asem rasanya kayak kolak hehe.”
Ledekku, kalau sudah begitu pasti manyun tuh bibir umiku sayang.
“Iya-iya aku
yakin umi pasti bisa. Siapa sih yang gak kenal Putri Delia istri Firmansyah
yang paling cantik.” Rajukku biar dia tak kesal lagi, kulihat wajahnya berubah
ceria bak mentari pagi, sejuk menenangkan.
“Gitu dong
abi, kan umi jadi semangat masak lagi. Kalau begitu antarin kepasar ya.”
Umi lama
banget belanja. Memang kalau wanita sudah masuk pasar dan belanja pasti lupa
waktu sampai lupa kalau suami nungguin hingga jamuran.
“Umi belanja
apa sih, lama banget sampai jamuran nih.”gerutuku ketika umi baru saja selesai
belanja. Di bilangin, umi malah senyum-senyum dan hanya bilang maaf. Dan tak
lupa dalilnya, katanya ingin kayak Rasulullah SAW maka harus jadi suami yang
sabar sama istri. Kalau sudah begitu aku hanya bisa cemberut dan monyongin
bibir.
Sahur…sahur….sahur…sahur…..
Mataku
sepertinya enggan sekali untuk terbuka, sayup-sayup kudengar suara berisik
didapur. Aku yakin itu pasti umi lagi masak buat sahur, aku jadi tersenyum
sendiri bagaimananya masakn umi nanti. Semoga saja sesuai harapannya.
“Abi, bangun…
bangun sahur yuk.” Kulihat wajah istriku, sambil malas aku menuju kamar mandi.
Setelah itu menuju meja makan, kulihat umi sudah menungguku tak sabar.
“Tara..Gurami
Saus Kecap Ala umi delia.” Teriak umi sambil membuka tudung saji.
“Wah kayaknya
enak nih.” Jawabku sambil mengambil nasi dan tak lupa kucomot saja gurami saus
kecap masakan istri tercinta. Deg, mulut dan jantungku seakan mau berhenti.
“kenapa bi,
enakkan masakan umi.” Tanya istriku sambil melihat ekspresi wajahku yang
berubah.
“Wah baru
kali ini aku makan gurami yang sangat lezat malah lebih lezat dari masakan
restoran.” Pujiku, walau dalam hati aku harus jujur ini gurami saus kecap apa
gurami sandal terbakar. Rasanya aneh, kucoba berpura-pura menikmatinya walau
ingin muntah. Tak tega rasanya jika harus jujur, umi sudah berjuang mati-matian
untuk bisa masak.
“kalau begitu
abi harus menghabiskan semuanya ya. Kan ini spesial buat abi.”
Apa?
nasib-nasib, tidak apalah gurami walau rasanya kayak sandal terbakar kalau istri yang masakin tetap saja enak
karena ada bumbu-bumbu cintanya. Asyik deh, I love you umi.
“Abi maafin
uminya karena tadi guraminya agak gosong.”kata umi sambil tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar