Sabtu, 30 Agustus 2014

Ada Cinta Dikota Santri. Part#4



“ Aku lagi ada masalah serius, Kak.” Dini mulai bicara masalah yang sedang dihadapi.
“ Masalah apa itu,” Tanyaku.
“ Aku disuruh menikah sama Ibu panti.” Kulihat ada gurat kecemasan diwajahnya.
“ Terus apa yang jadi masalah. Gadis soleha sepertimu pasti banyak ikhwan yang siap melamar,” jawabku.
“ Masalahnya aku sudah mencintai seorang ikhwan,” katanya.
“ Kamu tinggal ungkapkan perasaan itu kepada murabbinya atau kamu mau minta bantuan kakak nih,” godaku.
Wajah dini seketika merona merah dan berusaha menguasai emosinya.
“ Tidak perlu, Kak. Karena dia adalah kakak sendiri,” jawabnya.
Jlebb…bagai ada busur panah menancap didadaku. Dengan hati yang masih tak percaya.
“ Jangan bercanda, Din. Ini masalah serius loh.”
“ Tidak, Kak. Dini serius mencintai kak dimas,” jawabnya.
Dalam mobil menuju kost, aku memilih diam memikirkan apa yang barusan terjadi. Apa ini nyata, ada apa denganku? Dini mencintaiku, bahkan dia sudah siap menjadi istri jika aku bersedia menjadi imamnya. Tetapi apa aku tega menyakiti hati sahabatku sendiri, Andi. Aku jadi ingat obralan bersamanya, selesai shalat isya’ andi ingin bicara serius denganku. Dalam hati,” Tumben anak ini mau bicara serius segala.”
“ Antum pernah jatuh cinta,” tanyanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya, aku jadi tertawa.
“ Serius nih, ana rasa sedang jatuh cinta,” lanjutnya.
“ Afwan, alhamdulilah berarti antum masih normal, punya hati. syukuri itu sebagai nikmat dari-Nya. Jagalah sampai dia halal untuk antum,” jawabku. Dengan wajah agak malu andi cuma bisa mengangguk.
“ Wah..siapa itu akhwat yang berhasil membuat pangeran andi jatuh cinta,” godaku.
Malu- malu andi berkata,
“ Dini..”
Antara kaget dan tidak percaya, ternyata andi diam-diam jatuh cinta sama dini.

Aku masih membayangkan apa yang terjadi tadi, mata ini seperti enggan terpejam lelap dalam mimpi. Andai gadis itu bukan dini pasti aku tidak akan seprti ini, terus bagaimana jika andi tahu hal ini. Aku tidak bisa membayangkan betapa hancur perasaannya. Apa yang harus aku lakukan menolaknya maka dini akan sakit hati, kalau tidak andi yang justru harus hancur. Pilihan sulit, mengapa harus begini.
Ya Rabb, aku mengerti ini jalan yang harus aku tempuh, berikan kekuatan untuk bisa menyelesaikan semua ini dengan jalan terbaik bagi kami. Aamiin

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar