CINTA DI KEJAR DEADLINE
Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu
Jodoh pasti bertemu (Afgan – jodoh pasti bertemu)
Ibukota, disinilah
aku lahir dan tumbuh. Kota metropolitan yang terkenal padat dan macetnya.
Kulihat bus yang setia menemaniku berangkat kerja walau tiap pagi tidak jarang
harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Alhamdulillah pagi ini bus
yang aku tumpangi tidak terlalu penuh, alhasil aku mendapat tempat duduk.
Kulihat kaca bus kota tiba-tiba pikiranku menerawang jauh. Aku teringat obrolan
serius orang tuaku tadi malam.
“apa yang kamu cari di usia yang hamper kepala tinga, apa kamu
ingin jadi perawan tua selamanya. Apa heh, kurangnya Agus, dia baik, anak orang
terpandang di desa ini. Waktunya kamu bersyukur masih ada pria baik seperti dia
ingin melamarmu.” Bentak bapak kepadaku. Kulihat di wajahnya ada rasa marah dan
kecewa karena aku lagi-lagi menolak
lamaran pria, bukan sekali tetapi sudah keempat kalinya. Lamaran keempat ini
yang datang bukan dari golongan orang biasa, melainkan anak seorang lurah. Orangtuaku
sangat menyayangkan keputusanku menolak lamarannya. Agus sugiarto 30 tahun,
seorang duda. Aku menolaknya bukan karena statusnya, tetapi aku tak mungkin
menyakiti perasaan sahabatku sendiri, Rahmi mantan istri agus. Aku mengetahui
sifat-sifat agus dari rahmi, agus yang suka main wanita dan mabuk-mabukan.
Apakah aku bisa bertahan dengan pria yang seperti itu.
Akhirnya orangtuaku memutuskan jika aku masih belum punya calon
sebelum bulan ramadhan, maka mereka akan menerima lamaran dari agus. Apapun dan
bagaimanapun aku harus setuju dengan keputusan mereka. Apa‼! Aku tidak salah
dengar. Aku hanya diberi waktu 3 minggu untuk mencari pendamping hidup. Apakah
itu mungkin? Cintaku benar-benar dikejar deadline.
Pulo gadung….‼!
Pulo gadung….‼! teriak kenek bus, seketika membuyarkan lamunan
panjangku.
------------------------------------
Setelah shalat ashar aku putuskan kerumah sahabatku, Tiara. Mungkin
dia bisa mencarikan solusi terbaik atas masalahku ini. Ibu dua anak ini
merupakan wanita yang hebat tak hanya menjadi ibu rumah tangga tapi dia
mahasiswi pasca sarjana di bidang hukum.
“Syifa, ada acara apa kamu kesini.” Tanyanya padaku.
“maaf tiara, aku mengganggumu, tetapi aku sedang ada masalah serius
sekarang.” Jawabku. Lalu kuceritakan semua tragedi cintaku selama ini mulai
beberapa penolakan terhadap pria yang ingin melamarku hingga deadline yang
diajukan orangtuaku untuk mencari calon pendampingku.
Aku tak sanggup menahan airmata untuk tidak jatuh tetapi begitu
mudah mengalir membasahi pipi. Tiara memelukku hangat dan menenangkan. “Insya
Allah aku akan membantumu semaksimal mungkin. Sekarang kamu banyak berdo’a dan
pasrahkan semua kepadaNya. Luruskan niatmu hanya kepadaNya.” Kata-katanya
begitu halus menyusup kehatiku.
------------------------------------
Tut…… tuut…. Tut…..
Ada sms masuk. Kulihat tiara.
Maaf ya agak telat, 1 minggu tidak lama kan. Bisa ketemuan
nggak, entar ba’da ashar di masjid An-nur ada ikhwan yang ingin ta’arufan
denganmu.
Tiba-tiba hatiku berdesir, Alhamdulillah ya Allah, begitu cepatkah
jodoh yang kau beri untukku. Aku benar-benar tidak fokus dalam bekerja dan
merasa hari ini begitu lambat.
Tiba tiba HPku berdering, kulihat sms dari tiara. Ada apa, ini kan
masih jam 2 siang. Maaf syifa, pertemuannya di batalkan karena ikhwannya
lagi ada urusan keluarga di bandung. Maaf sekali lagi buatmu kecewa.
Tak terasa airmataku mengalir membasahi pipiku. Aku tak menyangka
baru saja aku membayangkan pertemuan yang indah dengan seorang ikhwan yang
soleh kandas begitu saja.
------------------------------------
Waktu berputar begitu cepat tak terasa, tinggal 2 hari
lagi deadline yang diajukan orang tuaku. Aku resah dan gelisah, aku tak ingin
menikah dengan agus. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi jika itu
benar terjadi. Aku pasti menjadi istri yang paling menderita.Kucoba menghubungi
tiara tetapi selalu gagal.
Hujan dan petir begitu gaduh memecah malam seolah
mengerti perasaan yang terjadi kepadaku. Setelah shalat isya’ kucoba pejamkan
mata tetapi bayangan agus seakan menerorku.
“Assalamualaikum.” Teriak seseorang dari luar rumah. Aku
seperti mengenal suara itu. Kalau tidak salah itu suara mas Rudi suami tiara.
Segera kubangkit dari tempat tidur.
“Walaikum salam.” Jawab bapak lalu beliau mempersilahkan
tamunya masuk dan duduk. Aku hanya mampu menguping dari dalam kamar. Benar
suara itu mas rudi, ada keperluan apa dia datang kesini. Aku tidak begitu jelas
mendengar apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba ada suara seorang pria
menyebutkan sebuah nama. Tetapi mengapa hatiku menjadi berdesir halus, entah
perasaan apa yang menyusup kehatiku.
“pak, niat saya datang kemari untuk melamar putri bapak
yang bernama Syifa Nurfadilah.” Kata seorang pria yang bersama mas rudi.
Lututku seakan lemas, sujud syukur dan menangis, dalam penantian Allah menjawab
do’aku.
------------------------------------
Selamat ya syifa. Dialah ikhwan yang ingin bertaarufan
denganmu. Walaupun datangnya terlambat tetapi tepat waktu kan dari deadlinenya
hehe ^^
Kubaca
sms dari sahabatku ini aku tersenyum bahagia akhirnya jodoh yang kunanti selama
ini berlabuh pada ikhwan yang bernama Andi Firmansyah. Dialah ikhwan yang
kupilih menjadi pangeran surgaku sekaligus imam penyelamat hidupku.
Terima kasih ya Allah, kau berikan jodohku di waktu dan
siatuasi yang tepat. Walau harus di kejar deadline tetapi kuasaMu begitu indah
untukku mensyukuri nikmat yang telah kau beri. Nikmat mana lagi yang harus aku
dustakan.
SELESAI
Tentang
penulis.
Yanuari Purnawan lahir di
Nongkojajar-Pasuruan, 22 tahun yang lalu. Dia menyelesaikan pendidikan
terakhirnya di SMAN 1 KEJAYAN.
silahkan kunjungi facebooknya di yanuari_newton@ymail.com dan email yanuari.purnawan@gmail.com serta
nomor HP 085649947840. “Cinta Di kejar Deadline” merupakan tulisan pertamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar