I’M NOT GAY
Setiap manusia punya masa lalu,
kadang itu indah dan ada juga yang kelam. Masa lalu adalah hikmah untuk menjadi
lebih baik lagi. Aku tidak pernah menyangka harus tercebur dalam lembah kelam
dunia. Panggil aku Ari, seorang mahasiswa semester 4 di salahsatu universitas swasta
terkenal disurabaya. Sebagai anak korban peceraian menjadikan aku sosok pria
biseksual. Sejak Smp aku menyadari bahwa aku lebih suka pada sesama jenis. Aku
sangat kagum dengan pria yang jago dibidang olahraga, melihat mereka latihan
ataupun saat tanding membuat hatiku berdesir. Ah, aku tak mengerti tetapi
perasaan ini begitu halus menyusup kedalam hatiku.
Menginjak SMA aku lebih gila lagi.
Sebagai anggota mading, aku ditugaskan untuk meliput kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler sekolah salah satunya adalah basket. Alangkah bahagianya aku,
hampir setiap hari berinteraksi dengan cowok-cowok keren idolaku. Karena sering
berinteraksi membuatku dekat dengan para pemain basket, tetapi aku lebih dekat
dengan David sang kapten basket. Aku menyadari David sosok pria tampan dan
atletis, tak jarang banyak cewek naksir kepadanya. David telah mengubah duniaku
dari hanya rasa suka hingga menjadi perbuatan yang dilaknat olehNya.
Minggu hujan begitu deras mengguyur
Surabaya, hari ini aku sedang main kerumah david. Karena aku sudah akrab
dengannya tak segan aku kekamarnya. Kulihat kamarnya begitu rapi dan nyaman.
Kurebahkan tubuh ini dikasur sambil menonton TV, tiba-tiba david masuk dengan
membawa segelas susu. Lagi-lagi senyumnya membuatku berdesir halus. Dia
menyodorkan segelas susu kepadaku.
“minum
dulu biar hangat tubuhnya.”ucapnya.
“okelah
kalau begitu hehe.” Jawabku tanpa curiga sedikitpun.
Kringggg….kringgggg
Suara
jam beker seketika membangunkan tidur lelapku. Kepala terasa pusing dan tubuhku
terasa sakit semua,apalagi bagian belakangku nyeri sekali. Astaga apa yang
terjadi kepadaku. Tubuhku telanjang bulat. Kulihat disampingku david juga sama
seperti aku tanpa sehelai benangpun. Ku goyang-goyang tubuh david.
“bangun…bangun
vid, apa yang kau lakukan kepadaku.” Teriakku membangunkannya.
Sambil
mengucek matanya david hanya berkata dan tersenyum,
“kamu
sudah bangun, ternyata tubuhmu nikmat juga haha.”
Aku
bagai tersambar petir, kejadian ini benar-benar membuatku hancur dan ternoda.
Aku menjauh dari david, tetapi
perasaanku masih tetap sama menyukai seama jenis. Menginjak bangku kuliah
semakin membuatku buta akan nafsu dunia. Gara-gara kejadian bersama david
membuatku semakin gila akan dunia gelap, seperti narkoba, dugem dan seks. Kota
Surabaya menjanjikan semuanya kepadaku, tinggal dikosan membuatku bebas
melakukan segalanya. Sebagai seorang gay, aku telah banyak berkencan terutama
dengan om-om. Bukan hanya nafsu yang terpenuhi tetapi juga materi. Hidupku
penuh dengan kesenangan duniawi tetapi hati ini terasa hampa. Setiap melakukan
dosa dihatiku yang terdalam ada setitik penyesalan. Tetapi apa adanya setan
lebih lihai merayu manusia.
Malam ini aku, om doni dan
teman-temannya berpesta ria, narkoba, minumaan keras dan berujung pada pesta
seks sejenis. Aku ibarat binatang najis dan kotor mereka menurunkan dengan
paksa dijalan tol sekaligus melempar uang ratusan ribu ke mukaku. Apakah aku
sehina itu,mana harga diri ini ataukah aku hanya sampah masyarakat. Dalam
keadaan setengah sadar dan sempoyangan kupaksakan berjalan kekosan. Dingin
malam tak terasa, hanya sayatan perih disekujur tubuhku. Ya Allah aku ingin
kembali kepadaMu, aku lelah dengan semua ini. Batinku seakan berteriak aku
ingin tobat dan melangkah dijalanMU.
Ku amati sekitar kamar kosan,
sayup-sayup terdengar alunan indah ayat-ayat suci Al-quran yang dibaca samsul, teman satu kosku. Tak
terasa airmataku menetes begitu deras, sudah berapa lama aku jauh kepadaMu.
PerintahMu selalu kulanggar dan laranganMu selalu kujalani. Aku benar-benar
manusia jalang yang penuh dengan lumuran dosa, hina dan kotor. Aku ingin
kembali dan menjalani hidup seperti takdir yang Engkau gariskan. Suara adzan
subuh memecah hening dan senyapnya jiwa, seperti ada semangat baru untuk
mendekat kepadaNya. Apakah ini hidayahMu, ya Rabb. Kubasuh wajah dengan air
wudhu dan kusujudkan jiwa-raga, ada rasa tenang dan damai. Airmata penyesalan
atas segala dosa melebur dalam damainya subuh.
Aku percaya bahwa Allah tak akan
menyia-yiakan hambaNya yang ingin kembali kepadaNya. Kan kubuka lembaran baru
dalam hidupku, tak akan kulepas lagi hidayah yang datang ini karena ku takut
apakah esok aku masih bisa menghirup udara pagi. Tak mudah untuk berubah tetapi
kuyakinkan pada diri ini pasti aku bisa karena Allah selalu dihati.
Setiap ada kajian tentang agama
selalu kudatangi. Aku haus akan ilmu agama dan takut jika aku tak kuat iman
akan kembali pada masa yang kelam dulu. Bahagianya setiap kajian aku bisa
bertemu dan berkenalan dengan orang-orang soleh tak terkecuali sahabat yang
selalu menemaniku untuk belajar agama, samsul. Tak terasa hari berganti hari,
minggu berganti minggu aku merasa hidupku jauh lebih baik dan tenang. Tetapi
akhir-akhir ini kesehatanku turun, atas usulan samsul kuberanikan cek-up ke
dokter. Dirumah sakit aku cek darah, ketakutan akan hasil yang buruk membayangi
pikiranku. Kucoba menatap luar, langit mendung dan gerimis. Suster mengantar
hasil lab. Ketika dokter membacakan hasilnya, dunia sekan runtuh dan kematian
seakan ada didepan. Tidak! Pasti ini salah, tidak! ini tidak mungkin. Ya Allah
baru kemarin kurasakan hidayahMu mengapa sekarang Kau beri ujian baru dalam
hidup ini.
Bagai mayat hidup, dalam perjalanan
pulang tak terasa butiran airmata mengalir begitu saja. Teringat ucapan dokter
tadi “maaf mas, hasilnya diluar kuasa kami. Mas terjangkit virus Hiv/Aid. Aku
tak ingin terpuruk, aku harus bangkit teringat kalimat saat mengikuti kajian
jangan bersedih Allah bersama kita. Dalam setiap sujudku selalu ku panjatkan
do’a kuatkan aku dalam menghadapi ujianMu, ya Rabb. Hari berlalu begitu cepat
kondisiku sangat memprihatinkan kurus dan tergolek diranjang rumah sakit tak
berdaya. Sudah sepakan aku dirawat dirumah sakit, samsullah yang menjagaku. Aku
masih takut untuk menghubungi Ibu dan Adikku. Aku takut membuat mereka kecewa
dan khawatir. Tiba-tiba aku ingin megirim surat buat mereka, mungkin yang
terakhir.
Buat ibu dan adikku yang selalu
dalam lindunganNya, terimakasih telah menjadi keluarga terbaikku. Maafkan aku
yang selalu mengecewakanmu. Sekarang kusadari kalian sangat berarti, selama ini
kujauh darimu bukan karena ku benci tetapi kutakut membuat kalian malu karena
ku Gay. Sekarang lihatlah anak dan kakakmu sudah berubah dan mampu berkata I’m
not gay, saya bukan gay. Buat samsul terimakasih telah menjadi sahabat
terbaikku.
Salam cinta dari manusia berlumur
dosa Ary.
Kutatap
senja dibalik jendela, perlahan mulai hilang dan daun pun berguguran. Entah dimanakah
aku akan tinggal, nerakakah! aku tak akan kuat akan panasnya atau surgakah!
terlalu kotor akan dosa diri ini. Kututup mata kelak kita akan bertemu lagi
dihari kita dibangkitkan kembali. Terimakasih ya Allah atas cinta dan
hidayahMu.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar