Sabtu, 28 Juni 2014

I'M NOT GAY



            I’M NOT GAY

            Setiap manusia punya masa lalu, kadang itu indah dan ada juga yang kelam. Masa lalu adalah hikmah untuk menjadi lebih baik lagi. Aku tidak pernah menyangka harus tercebur dalam lembah kelam dunia. Panggil aku Ari, seorang mahasiswa semester 4 di salahsatu universitas swasta terkenal disurabaya. Sebagai anak korban peceraian menjadikan aku sosok pria biseksual. Sejak Smp aku menyadari bahwa aku lebih suka pada sesama jenis. Aku sangat kagum dengan pria yang jago dibidang olahraga, melihat mereka latihan ataupun saat tanding membuat hatiku berdesir. Ah, aku tak mengerti tetapi perasaan ini begitu halus menyusup kedalam hatiku.
            Menginjak SMA aku lebih gila lagi. Sebagai anggota mading, aku ditugaskan untuk meliput kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler sekolah salah satunya adalah basket. Alangkah bahagianya aku, hampir setiap hari berinteraksi dengan cowok-cowok keren idolaku. Karena sering berinteraksi membuatku dekat dengan para pemain basket, tetapi aku lebih dekat dengan David sang kapten basket. Aku menyadari David sosok pria tampan dan atletis, tak jarang banyak cewek naksir kepadanya. David telah mengubah duniaku dari hanya rasa suka hingga menjadi perbuatan yang dilaknat olehNya.
            Minggu hujan begitu deras mengguyur Surabaya, hari ini aku sedang main kerumah david. Karena aku sudah akrab dengannya tak segan aku kekamarnya. Kulihat kamarnya begitu rapi dan nyaman. Kurebahkan tubuh ini dikasur sambil menonton TV, tiba-tiba david masuk dengan membawa segelas susu. Lagi-lagi senyumnya membuatku berdesir halus. Dia menyodorkan segelas susu kepadaku.
“minum dulu biar hangat tubuhnya.”ucapnya.
“okelah kalau begitu hehe.” Jawabku tanpa curiga sedikitpun.

Kringggg….kringgggg
Suara jam beker seketika membangunkan tidur lelapku. Kepala terasa pusing dan tubuhku terasa sakit semua,apalagi bagian belakangku nyeri sekali. Astaga apa yang terjadi kepadaku. Tubuhku telanjang bulat. Kulihat disampingku david juga sama seperti aku tanpa sehelai benangpun. Ku goyang-goyang tubuh david.
“bangun…bangun vid, apa yang kau lakukan kepadaku.” Teriakku membangunkannya.
Sambil mengucek matanya david hanya berkata dan tersenyum,
“kamu sudah bangun, ternyata tubuhmu nikmat juga haha.”
Aku bagai tersambar petir, kejadian ini benar-benar membuatku hancur dan ternoda.
            Aku menjauh dari david, tetapi perasaanku masih tetap sama menyukai seama jenis. Menginjak bangku kuliah semakin membuatku buta akan nafsu dunia. Gara-gara kejadian bersama david membuatku semakin gila akan dunia gelap, seperti narkoba, dugem dan seks. Kota Surabaya menjanjikan semuanya kepadaku, tinggal dikosan membuatku bebas melakukan segalanya. Sebagai seorang gay, aku telah banyak berkencan terutama dengan om-om. Bukan hanya nafsu yang terpenuhi tetapi juga materi. Hidupku penuh dengan kesenangan duniawi tetapi hati ini terasa hampa. Setiap melakukan dosa dihatiku yang terdalam ada setitik penyesalan. Tetapi apa adanya setan lebih lihai merayu manusia.
            Malam ini aku, om doni dan teman-temannya berpesta ria, narkoba, minumaan keras dan berujung pada pesta seks sejenis. Aku ibarat binatang najis dan kotor mereka menurunkan dengan paksa dijalan tol sekaligus melempar uang ratusan ribu ke mukaku. Apakah aku sehina itu,mana harga diri ini ataukah aku hanya sampah masyarakat. Dalam keadaan setengah sadar dan sempoyangan kupaksakan berjalan kekosan. Dingin malam tak terasa, hanya sayatan perih disekujur tubuhku. Ya Allah aku ingin kembali kepadaMu, aku lelah dengan semua ini. Batinku seakan berteriak aku ingin tobat dan melangkah dijalanMU.
            Ku amati sekitar kamar kosan, sayup-sayup terdengar alunan indah ayat-ayat suci Al-quran  yang dibaca samsul, teman satu kosku. Tak terasa airmataku menetes begitu deras, sudah berapa lama aku jauh kepadaMu. PerintahMu selalu kulanggar dan laranganMu selalu kujalani. Aku benar-benar manusia jalang yang penuh dengan lumuran dosa, hina dan kotor. Aku ingin kembali dan menjalani hidup seperti takdir yang Engkau gariskan. Suara adzan subuh memecah hening dan senyapnya jiwa, seperti ada semangat baru untuk mendekat kepadaNya. Apakah ini hidayahMu, ya Rabb. Kubasuh wajah dengan air wudhu dan kusujudkan jiwa-raga, ada rasa tenang dan damai. Airmata penyesalan atas segala dosa melebur dalam damainya subuh.
            Aku percaya bahwa Allah tak akan menyia-yiakan hambaNya yang ingin kembali kepadaNya. Kan kubuka lembaran baru dalam hidupku, tak akan kulepas lagi hidayah yang datang ini karena ku takut apakah esok aku masih bisa menghirup udara pagi. Tak mudah untuk berubah tetapi kuyakinkan pada diri ini pasti aku bisa karena Allah selalu dihati.
            Setiap ada kajian tentang agama selalu kudatangi. Aku haus akan ilmu agama dan takut jika aku tak kuat iman akan kembali pada masa yang kelam dulu. Bahagianya setiap kajian aku bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang soleh tak terkecuali sahabat yang selalu menemaniku untuk belajar agama, samsul. Tak terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu aku merasa hidupku jauh lebih baik dan tenang. Tetapi akhir-akhir ini kesehatanku turun, atas usulan samsul kuberanikan cek-up ke dokter. Dirumah sakit aku cek darah, ketakutan akan hasil yang buruk membayangi pikiranku. Kucoba menatap luar, langit mendung dan gerimis. Suster mengantar hasil lab. Ketika dokter membacakan hasilnya, dunia sekan runtuh dan kematian seakan ada didepan. Tidak! Pasti ini salah, tidak! ini tidak mungkin. Ya Allah baru kemarin kurasakan hidayahMu mengapa sekarang Kau beri ujian baru dalam hidup ini.
            Bagai mayat hidup, dalam perjalanan pulang tak terasa butiran airmata mengalir begitu saja. Teringat ucapan dokter tadi “maaf mas, hasilnya diluar kuasa kami. Mas terjangkit virus Hiv/Aid. Aku tak ingin terpuruk, aku harus bangkit teringat kalimat saat mengikuti kajian jangan bersedih Allah bersama kita. Dalam setiap sujudku selalu ku panjatkan do’a kuatkan aku dalam menghadapi ujianMu, ya Rabb. Hari berlalu begitu cepat kondisiku sangat memprihatinkan kurus dan tergolek diranjang rumah sakit tak berdaya. Sudah sepakan aku dirawat dirumah sakit, samsullah yang menjagaku. Aku masih takut untuk menghubungi Ibu dan Adikku. Aku takut membuat mereka kecewa dan khawatir. Tiba-tiba aku ingin megirim surat buat mereka, mungkin yang terakhir.
Buat ibu dan adikku yang selalu dalam lindunganNya, terimakasih telah menjadi keluarga terbaikku. Maafkan aku yang selalu mengecewakanmu. Sekarang kusadari kalian sangat berarti, selama ini kujauh darimu bukan karena ku benci tetapi kutakut membuat kalian malu karena ku Gay. Sekarang lihatlah anak dan kakakmu sudah berubah dan mampu berkata I’m not gay, saya bukan gay. Buat samsul terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku.
Salam cinta dari manusia berlumur dosa Ary.
Kutatap senja dibalik jendela, perlahan mulai hilang dan daun pun berguguran. Entah dimanakah aku akan tinggal, nerakakah! aku tak akan kuat akan panasnya atau surgakah! terlalu kotor akan dosa diri ini. Kututup mata kelak kita akan bertemu lagi dihari kita dibangkitkan kembali. Terimakasih ya Allah atas cinta dan hidayahMu.
                                                            Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar