SURAT
CINTA BUAT IBU
Jum’at,
20 september 2013
Kadang
aku berpikir kenapa waktu begitu cepat berlalu. Baru kemarin kau menggendongku
sekarang kau pergi untuk selamanya. Aku ingat sekali bagaimana kerja keras kau
selama ini untuk membesarkan kami agar bisa hidup layak, kau berjuang walau
cucuran keringat membasahi sekujur tubuhmu tetapi semua lenyap seketika saat
kau lihat anakmu tersenyum bahagia. Teringat cerita orang saat pertama kali kau
mengandungku, kau masih saja bekerja banting tulang menjual sayur keliling
kampung walau saat itu usia kandungan kau hampir 9 bulan.
Begitu
sayangkah kau kepada kami, sedang kami belum bisa memberimu apapun, tetapi
cacian dan marahan kami selalu mengiringi sisa hidupmu. Maafkan anakmu ini yang
masih saja durhaka kepadamu. Kami memang tak tahu diri sedangkan kau dengan
sabar dan sejuta ketulusan memberi maaf kepada kami. Kau benar-benar bidadari
dunia yang anggun sederhana tanpa polesan make-up yang mahal, bagi kau air
wudhu sudah cukup untuk membuat wajah kau cantik alami.
Banyak
pelajaran hidup yang kau ajarkan kepadaku, mulai hidup sederhana hingga
bagaimana kita menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Kau selalu
mencurahkan segalanya hingga tak kau pedulikan dirimu sendiri. Kau sering
bohong, pura-pura kenyang sudah makan sebenarnya kau tak tega jika anakmu
kekurangan makan, rela bangun lebih awal dan tidur paling akhir demi melihat
keluargamu aman. Kau sungguh wanita mulia, cintamu tanpa pamrih walau kami
sering menyakiti hatimu. Andai gunung uhud menjadi emas dan lautan menjadi
berlian tak akan pernah mampu kami membayar ketulusan cinta dan pengorbananmu.
Ibu,
aku bukan ahli sastra yang bisa menuliskan kata-kata puitis. Tetapi yang perlu
kau tahu cintaku tulus kepadamu. Andai saja aku mampu mengatur waktu, aku ingin
lebih lama menghabiskan waktu denganmu. Aku ingin berbagi cerita denganmu,
ingin menikmati masakanmu dan ingin tidur di pangkuanmu. tak terasa hampir 9
bulan kau meninggalkan kami tetapi cintamu tak akan pernah terhapus oleh waktu.
Walau rambutku telah memutih dan langkah sudah terseok-seok semua tentangmu
akan tetap melekat direlung hatiku.
Ibu,
cintamu peneduh diwaktu panas, menghangatkan ketika dingin. Belaian tanganmu
obat penenang hati. Senyummu penawar gundah dan do’amu penyerta langkahku.
Terimakasih
atas semua pengorbananmu kepada kami dan maafkan kami atas kesalahan yang
menyakiti hatimu. Terlalu banyak cerita aku dan kau yang tak semua bisa ku
tuliskan dalam surat cinta ini tetapi semua terekam indah dalam setiap memory
hidupku. Sungguh kaulah wanita luarbiasa yang ku kenal selama ini. koki paling
handal, dokter paling mujarab, asisten rumah tangga yang cekatan, guru paling
pintar, pakar keuangan paling jago dan pasti ibu yang hebat.
I
love you, ibu. Aku kangen senyummu, omelanmu, masakanmu dan perhatianmu. Hanya
untaian doa yang bisa kupanjatkan kepadamu. Semoga kau tenang dialam sana.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya,
rahmatilah dia, sejahterakanlah dan maafkanlah segala kesalahannya. Muliakan
tempatnya, luaskan kuburannya, terimalah kebagusannya dan hapus segala
kesalahannya lantaran rahmatMu wahai Dzat Yang Maha Penyayang. Aaminn ^^!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar