Jumat, 20 Juni 2014

STOP



STOP!

Entah mengapa kejadian akhir-akhir ini seolah membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Galau, kecewa, sedih, marah dan frustasi seakan menghampiri setiap sendi hidupku. Jujur aku hingga saat ini tak pernah mengerti mengapa perasaanku bisa begini. Mana aku yang penuh semangat dan optimistis. Seakan redup begitu saja bagai tertiup angina, goyah dan berhamburan. Sempat aku berpikir inikah akhir dari hidupku. Aku yang selalu yakin atas kuasanya tiba-tiba futur begitu saja tanpa tahu apa penyebabnya.
            Bodoh banget diriku ini, mengapa aku bisa merasakan virus galau. Cepat dan ingin ku berlari lalu berhenti diujung jurang yang tercuram sekali dan berteriak ‘STOP.’ Aku lemah tanpamu, aku tak akan mampu berdiri tanpamu dan Engkaulah pemilik nyawaku. Sekarang boleh menangis tetapi aku tak mau harus berlarut dalam kegalauan.
            Kutatap langit ternyata matahari masih bersinar terang. Hidup harus tetap berjalan walau berat dan tertatih, aku selalu yakin pasti ada hikmah di balik semuanya. Allah tak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuannya. Berlarut dalam kesedihan tak akan mampu mengubah semuanya hanya akan memperkeruh masalah baru.
            Stop untuk mengeluh dan meratapi kesedihan. Sudah tak ada kata galau lagi di kamus hidupku yang ada hanya memuhasabah diri. Sekarang sudah zaman move up alias bangkit menjadi lebih baik lagi. Banyak orang bilang hidup itu tak semudah Mario teguh, memang iya. Hidup itu keras, penuh perjuangan dan pengorbanan.
            Stop berpikir saya tidak bisa, saya takut dan saya adalah orang paling menderita. Berpikirlah, hidup hanya untuk orang yang punya otak hidup. So, jika kita masih dibilang manusia yang hidup maka tetaplah berpikir positif menjadi insan yang lebih baik.
Perjuang hidup masih panjang kita tak tahu seberapa lama kita hidup di dunia ini.
            Stop untuk menyia-yiakan umur yang tersisa. Kita tak tahu kapan kematian menjemput kita. Sudah banyakkah amal kita sebagai bekal perjalanan di akhirat. Apakah kita masih saja berkutat dengan kemaksiatan dan dosa. Sudah cukup, saatnya berhenti untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
“ sebaik-baik manusia adalah dia yang paling banyak manfaatnya.”(HR. Muslim)
Tulisan ini ku dedikasikan terutama bagi diriku sendiri yang masih belum bisa bermanfaat bagi sesama. Semoga tulisan ini bukan sebatas tulisan tetapi bisa bermanfaat dan mencerahkan. Walau jauh dari kata baik dan sempurna, tulisan sampah ini semoga masih bisa di daur ulang ya sob.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar