Rabu, 28 Mei 2014

Muslimah Tangguh

Pelangi Di balik Badai

Namaku Bintang Adelia, 20 tahun mahasiswi semester 4 fakultas ekonomi di salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta. Selain sebagai mahasiswi aku juga seorang model di salah satu agency terkenal ibukota. Bukan hanya itu, aku adalah anak tunggal seorang pejabat negara. Betapa sempurna hidupku. Disamping itu banyak teman yang mengenal dan menyayangiku mulai dari satpam kampus hingga rekan kerja ayah. Hidup dengan kemewahan dan fasilitas lengkap tidak sepenuhnya membuat bahagia karena di sudut hati kecilku apakah semua cinta yang mereka berikan itu tulus, entahlah.
Setiap pekan wajah cantik dan tubuh seksiku selalu menghiasi cover  majalah terkenal di ibukota. Berbagai pose dan brand terkenal sukses aku jalani sebagai modelnya. Namaku semakin menanjak di dunia modeling tatkala mengikuti fashion tahunan di Jakarta, yaitu Jakarta Fashion Week. Aku berlenggak-lenggok memamerkan tubuhku yang aduhai dengan balutan pakaian rancangan desaigner terkenal di tanah air. Dalam bidang akademik nilaiku bisa di katakana sangat baik dengan IP 3,5 membuat para dosen sangat sayang dan mudah memberiku izin jika aku harus ada pemotretan di luar kota.
Hari ini aku harus segera ke ruang dosen tepatnya menemui Bu Ayu selaku dosen mata kuliah yang aku ikuti. Beliau tadi sms aku untuk menghadapnya pagi ini karena ada hal yang serius yang harus di bicarakan denganku. Dalam hati mengapa Bu Ayu ingin bertemu denganku. Apakah nilaiku turun? Atau aku belum mengumpulkan tugas mata kuliahnya. Ah, tidak mungkin karena nilaiku selalu baik di mata kuliah beliau ajarkan. Sedangkan tugas-tugas dari beliau selalu aku selesaikan tepat waktu.
“selamat pagi, bu.” Sapaku kepada bu ayu yang sedang memeriksa berkas-berkas di meja kerjanya.
“pagi juga anakku yang cantik dan berprestasi.” Pujinya kepadaku.
“pasti kau bingung mengapa saya memanggilmu kesini, tetapi saya harus menyampaikan kabar bahwa kau merupakan salah satu mahasiswi penerima beasiswa ke jerman.” Sambung bu ayu dengan nada yang serius, kata-katanya menghujam jantungku, aku masih tidak percaya dan diam terpaku. Hingga suara bu ayu membuyarkan ketidakpercayaanku. “selamat ya, anakku.” Ucapnya sambil memelukku.
-------------------
            Berita jika aku menerima beasiswa ke jerman menyebar ke seanterio kampus, membuatku semakin popular di kampus. Ku ajak sisil dan lia sahabat karibku serta tidak ketinggalan Bobby my boyfriend alias pacarku untuk ku traktir makan di cafĂ© langganan kita. Tepat pukul 4 sore bobby sudah siap dengan mobil Honda jazz warna birunya untuk mengantar kita bertiga. Aku bagai seorang putri raja, bobby begitu perhatian kepadaku hingga membuat iri kedua sahabatku. Tiba-tiba Hpku berdering ada sms dari om satrio pengacara ayah, ada apa om satrio sms, pikirku. Cepat pulang ada masalah penting. Aku segera meminta bobby mengantar balik pulang ke rumah. Kulihat ada wajah kecewa dari bobby, sisil dan lia. “maaf ya, aku harus pulang karena di rumah lagi ada masalah.” Jelasku pada mereka.
            Dirumah kulihat banyak perabotan yang diangkat keluar. Pikiranku tak enak, aku segera berlari masuk ke dalam. Kuamati sekitar tampak kosong, Ibu menangis histeris dan yang paling membuatku terkejut kulihat tangan ayah di borgol. Kakiku lemas, aku tak mampu berdiri dan terjatuh juga. Om satrio mencoba menenangkanku. “sabar adel, ini hanya fitnah. Ayahmu di fitnah ikut terlibat korupsi dalam suatu proyek di daerah Sumatra. Kamu harus kuat menerima semua ini.”
Ku hampiri ayah, kupegang tangannya sambil berkata “ ini bohong kan ayah, ini pasti hanya sandiwara kan?.” Ayah hanya menggeleng dan menguatkan aku untuk kuat dan sabar. Kulihat ayah pergi bersama polisi.
-------------------
            Berita bahwa ayah melakukan korupsi tersebar luas dari media cetak hingga elektronik. Berita tersebut begitu menyudutkan keluargaku. Om satrio membawa ibu ke psikiater, ibu mengalami depresi berat hingga harus tinggal di rumah sakit jiwa. Sedangkan aku ikut Bi Iyem pembantu setia keluargaku. Dunia berputar 180˚, dulu aku yang populer dan dipuja sekarang sirna dalam sekejap. Kampus tidak ambil pusing aku di Drop Out dan beasiswaku di cabut. Di modeling aku di keluarkan dengan tidak hormat. Sahabat dan pacarku menjauh dan enggan bersahabat denganku lagi. Aku ibarat barang najis yang kotor dan menjijikan karena fitnah kepada keluargaku.
            Aku bagai mayat hidup, aku sangat terpuruk dengan kondisi keluargaku sekarang. Ayah di penjara dan ibu di rumah sakit jiwa. Berat ujian ini, segera kuakhiri hidup. Kuberjalan menyusuri rel kereta berharap ada kereta api yang akan menabrakku. Kudengar suara kereta api semakin mendekat dan……. Semua gelap.
Kutatap langit ruangan berwarna putih. Dimakah aku, apakah sudah di surga. Kudengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an begitu indah dan menyejukkan. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja, sudah berapa lama aku tak pernah mendengarnya atau lebih tepatnya acuh akan semua itu. Agama bagiku hanya formalitas pelengkap status di KTP.
“Alhamdulillah kamu sudah bangun.” Ucap gadis bermukena putih. Cantik dan menyejukkan siapapun yang melihatnya. Diapun mengenalkan dirinya, Nayla mahasiswi semester 4 di salah satu universitas islam dan dialah yang menyelamatkanku ketika ingin bunuh diri. Aku tak sanggup menyimpan derita ini, ku ceritakan siapa aku dan apa yang terjadi dalam hidupku. Isak tangis kita mengiringi setiap ceritaku kepadanya. Nayla memelukku hangat. Dia mencoba menenangkan dan meraba hatiku.
“tenang adel, Allah masih bersama kita, ingatlah di balik kesulitan pasti ada kemudahan, itu janji Allah. Sekarang hijrahkan dirimu untuk lebih dekat kepadaNya, sekali lagi di balik kencangnya badai ada pelangi yang berwarna indah.” Tangisku meledak, ku tak bisa memungkiri kata-katanya begitu tulus dan menyentuh hatiku.
            Tak selamanya gelap malam pasti akan berganti siang yang terang. Tak selamanya badai pasti akan ada pelangi yang indah. Nayla sosoknya yang tenang dan sholeha bukan sekedar sahabat tetapi telah menjadi guru agamaku. Dia begitu sabar mengajariku tentang agama dan bagaimana menjadi muslimah sejati. Yang aku suka dari nayla, dia tidak pernah memaksa tetapi memberikanku contoh. Seiring waktu berputar, aku pun bertekad untuk berhijab. Bismillah, aku berhijab karenaMu ya Allah, kuatkan dan berkahi keputusanku ini.
            Sedikit demi sedikit aku mulai membenahi langkah hidupku. Sementara aku tinggal di kontrakan Bi Iyem sambil aku bekerja menjadi penjaga toko buku milik sahabat nayla. Ibu Alhamdulillah kesehatannya mulai membaik sedangkan ayah masih di penjara, tetapi om satrio bilang bahwa ayah akan segera bebas, karena tuduhan kepada ayah tidak terbukti. Subhanallah, inilah berkah tak ternilai harganya. Hujan, kulangkahkan kakiku menuju rumah Allah, kutatap langit siang itu ada pelangi berwarna indah.


SELESAI
Tentang penulis.
            Ary awan92 lahir di Nongkojajar-Pasuruan, 22 tahun yang lalu. Dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMAN 1 KEJAYAN.

silahkan kunjungi facebooknya di yanuari_newton@ymail.com dan email yanuari.purnawan@gmail.com serta nomor HP 085649947840. “ Pelangi Di Balik Badai”  merupakan tulisan keduanya setelah “Cinta Di kejar Deadline”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar