Gosip
Cinta
Oleh
: Yanuari Purnawan
“Munafik.”
Sekonyong kalimat itu melasat dari bibir manis Aliyah.
“Maksudmu,”
ucapku.
Dikepalkan
tangannya, wajah cantiknya berubah menjadi merah karena begitu geram akan gosip
yang santer disekolah ini.
“Masak
ada anak rohis pacaran, katanya mengerti agama tetapi…” kata Elsa.
“Yang
benar, jangan su’udzon begitu. Ya, kalau itu benar tetapi kalau tidak.” Rahmi
salah satu anggota rohis berusaha menelaah ucapan Elsa.
“Ya
sudah kalau kalian tidak percaya, kebenaran pasti akan terungkap juga,” jawab
Elsa.
Kulihat
wajah Aliyah tidak seperti biasa, redup. Gadis yang biasa aktif dan ceria
mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
“Aku
tidak mengerti mengapa mereka tega, apakah satu tahun kebersamaan tidak cukup
mengenalku?” Tangis Aliyah meledak dipelukanku.
“Sabar,
ini hanya sementara, buktikan tuduhan itu hanya fitnah belaka,” ucapku sambil
mengelus kepalanya. Begitu hebatkah kau fitnah hingga mampu melemahkan
sahabatku, benar bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Dia telah
berhasil perlahan menghancurkan Aliyah.
“Al,
maaf jika ini membuatmu tersinggung, tetapi apakah kamu suka dengan Ustad
Romi?” Tanyaku hati-hati.
Dia
hanya mengambil nafas sebentar, lalu menatapku dalam. Apakah pertanyaanku
membuatnya tersinggung.
“Aku
mencintainya,Ra. Sebelum gosip ini beredar,” jawabnya dengan menunduk.
“Jadi,
gosip itu benar. Kamu mengerti syariat tetapi mengapa melakukan hal itu.” Tidak
habis pikir, mengapa Aliyah bisa melakukan hal itu.
“Maksudmu,
aku seperti yang mereka bilang ‘ Munafik’ begitu. Kamu tidak akan pernah
mengerti apa yang aku rasakan.”
Aku
hanya terdiam, kutatap wajah sendunya yang masih menyisahkan bulir airmata dan
pergi berlalu meninggalkanku.
***
“
Saya terima nikah dan kawinnya Nur Kumalasari binti Imron dengan mas kawin
tersebut tunai,” ucap Ustad Romi tegas, waktu pernikahannya dengan Mala.
Ternyata
inikah rasa yang terpendam dari Aliyah, tetapi mengapa dia tidak jujur saja.
“Ra,
maafkan aku tidak jujur kepadamu, aku tidak mau ada yang tersakiti,” ucap Aliyah
kala di mushalah sekolah.
“Maksudmu,”
tanyaku penasaran.
“Ternyata
Ustad Romi sudah tunangan dan akan menikah dengan Kak Mala.” Sedikit ada gurat
kesedihan diwajahnya.
“Terus
mengapa bisa ada gosip antara kamu dengan Ustad Romi?”
“Aku
juga tidak mengerti, mungkin Elsa melihatku dibonceng ustad Romi. Saat itu Kak
Mala mengundangku keacara lamarannya karena sudah malam Kak Mala menyuruh Ustad
Romi mengantarku,” terangnya.
Tes…
Airmatanya tumpah juga, seperti ada beban yang dia rasakan. Aku paham bagaimana
perasaannya sekarang. Kupeluk dia dan menangis bersama. Biarlah gosip itu
berlalu bersama angin dan membawanya pergi bersama luka sahabatku, Aliyah.
Selesai.
Menyesakkan
BalasHapusSemoga menjadi pengingat kita, bahwa cinta yang sejati dan tak menyakiti hanya cinta-Nya.
HapusTerimakasih, Mbak.