Sekonyong-konyong
penjaga toko,
“Wah,
kalian pasangan yang ideal, kalau kalung ini pasti cocok buat Mbak yang cantik
ini,” potong menjaga toko.
Wajahku
merona merah, kaget akan ucapan itu. Dengan lembut Delia menepisnya.
“Tidak,
aku kesini cuma kebetulan bertemu dengan dia dan aku di suruh membantu
memilihkan hadiah buat ulang tahun Ibunya.”
Kalung
dengan bandul bunga, menjadi pilihanku untuk diberikan kepada Ibu. Semoga
beliau senang dengan hadiah ini. dengan via pos ku kirimkan hadiah yang tak
berarti ini jika dibandingkan pengorbanannya saat mengandung, melahirkan dan
merawatku dulu.
***
“Kak,
gimana jawaban sudah lebih seminggu, Dini menunggu,” ucapnya via telepon.
“Aku
….”
“Kak,
Dini sudah siap, apa pun keputusannya itu mungkin yang terbaik bagi Dini. Jadi jangan
ragu,” terangnya, yang mendengar suara gugupku.
Kuambil
nafas dan mengucap bismilah.
“Afwan,
Dini. Kakak tidak bermaksud menyakitimu sama sekali, jujur Kakak sudah
menganggap Dini sebagai adik kandung dan tidak lebih dari itu. Untuk menikah,
mungkin ada calon yang lebih cocok dengan Dini.”
Dadaku
bergemuruh, peluh mengalir di pipi dan semoga ini keputusan yang terbaik untuk
kami. Kudengar ada isak tangis di seberang telepon sana, Dini menangis. Tidak ada
tanggapan dan telepon langsung dimatikan.
“Maafkan
aku, Dini.”
Desakan
itu juga bukan dari Dini saja, Nurjannah berkali-kali menghubungi untuk meminta
keputusan dariku. Tidak ada alasan untuk menolak gadis soleha, anak Ustad itu. Aku
binggung, apa yang harus aku lakukan. Istikharah sudah, yang ada selalu
bayangan Ibu. Apakah jdohku itu pilihan Ibu? Tetapi, setiap aku bertanya
kepadanya selalu terserah aku, Ibu cuma bisa mendoakan yang terbaik saja.
Ya
… Rabb, mengapa begitu rumit. Jika dia jodoh untukku berikan petunjuk-Mu, walau
sebatas mimpi. Dalam kebimbangan, hanya mendekat kepada-Nya, hatiku menjadi
tenang. Ku rapalkan doa untuk calon bidadariku kelak. Semoga dialah yang bisa
menjadi istri dan ibu yang baik dan soleha, yang melahirkan generasi yang kuat
akan agamanya, yakni islam. InsyaAllah, Nurjannah …
Bersambung…
Ditunggu lanjutan ceritanya.
BalasHapusSalam Ukhuwah :)