Remaja yang Bercinta
Oleh
: Yanuari Purnawan
Jatuh
cinta itu berjuta rasanya. Ada rasa senang, rindu, cemas dan galau. Semua
campur aduk seperti adonan kue. Hati dag
dig dug saat melihat orang yang dicintai. Malu tapi mau hingga kayak kucing
cacingan. Dan paling parah apapun aktivitasnya selalu bayangan dia yang
menyertai. Sungguh virus merah jambu tersebut begitu besar dampaknya.
Dulu
yang tidak suka dandan sekarang hampir dua jam bercermin. Yang cowok jadi
memperhatikan penampilan, wangi dan rambut jadi klemis. Kalau yang cewek pakai
bedak sampai cerminnya mau retak, bimbang harus pakai baju apa hingga dilema
sambil dengerin lagu galau. Merasa diri mereka butiran debu yang separuh jiwanya
pergi karena cinta sakitnya tuh di sini!*Nunjuk gigi karena lagi sakit gigi
hehe.
Cinta
… oh cinta, begitu hebat pengaruhmu. Hingga yang tak suka puisi menjelma
menjadi pujangga. Apa yang dilihat dan dirasa menjadi kata-kata indah nan
puitis. Apalagi virus tersebut menginfeksi para remaja masa kini. Mengapa
remaja-remaja lagi? Karena masa remaja adalah masa penjajakkan dan pencarian
jati diri. Ingin dihargai, dicintai merupakan hal yang wajar dalam fase usia
mereka.
“Jadi remaja boleh dong
cinta-cintaan?” Boleh banget malah harus. Kita sebagai
makhluk-Nya wajib mencintai makhluk lainnya. Saling menyayangi, menhormati dan
menghargai. “Kalau sama lawan jenis
gimana?” Tidak masalah, ‘kan itu fitrah. “Jadi, remaja boleh dong pacaran!” eits … memang siapa yang bolehin
pacaran? Yang boleh ‘kan saling mencintai sebagai makhluk-Nya. Kalau masalah
pacaran, tunggu dulu perlu bertapa dan menyepi untuk menalarkannya.^^
“Kak, gimana dong aku
kan terlanjur cinta sama si doi?” tanya seorang remaja cowok yang sedang
kasmaran terhadap seorang cewek.
“Nggak mungkin dong aku
putusin si doi!” lanjutnya dengan muka kusut.
Mendengar
pertanyaan remaja cowok tersebut jadi tersenyum geli. Memangnya jika putus, si
cewek akan mati atau gantung diri. Hei … kamu yang merasa benar-benar lelaki
jangan sempit pemikirannya. Justru ketika kamu memutuskan hubungan pacaran
dengan cewek tersebut. Kamu telah berhasil menjaga kehormatanmu dan kehormatan
si cewek tersebut. Tenang Bro and Sis,
kalau jodoh tak lari ke mana.
“Jadi nggak boleh ya
pacaran?” Boleh asal tidak di tempat punyanya Allah. Jadi, cari
saja tempat di alam semesta ini yang bukan merupakan kekuasaan-Nya.
“Ya … mana ada, Kak!”
Kalau begitu sudah jelas ‘kan mengenai pacaran tersebut. Islam tidak
mengajarkan umatnya untuk berkhalawat
alias pacaran. Karena, aktivitas pacaran sama juga dengan mendekati zina. Islam
cuma mengenal istilah ta’aruf, bukan pacaran islami loh! Dan ta’aruf ini juga
ditujukan bagi dia yang mampu untuk komitmen serius alias menikah. Kalau kalian
yang masih remaja, memang sudah siap menikah. Tuh … jika bahas menikah langsung
kabur deh.
Jangan
gegana (Galau, gelisah, merana) dulu,
islam adalah agama yang komplit dan sistematis. Setiap permasalahan, pasti ada
solusinya. Bagaimana jika remaja yang bercinta? Yang masih belum mampu mandiri
dan cukup dewasa untuk menikah. Tetapi, rasa cinta di dalam dada tak bisa
terbendung. Yuk simak hadits di bawah ini.
“Dan barang siapa belum mampu menikah,
hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum membentengi dirinya.”
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Sudah
jelaskan bukan islam mengaturnya. Bagi remaja yang belum mampu berkomitmen
serius alias menikah. Bukan pacaran solusinya, melainkan shaum (puasa). Jadi,
perbanyak puasa dan mengingat Allah, agar hati menjadi tenang hingga waktu
datang untuk meminang dan dipinang.
“Lalu, bagaimana remaja
yang bercinta menurut pandangan islam tersebut?”
Remaja yang bercinta menurut pandangan islam adalah menjaga kehormatan diri dan
menata cinta sampai waktunya tiba. Bro
and sis (biar lebih gaul hehe) … percayalah cinta itu universal, jangan
memandang sempit makna cinta. Bukan hanya masalah aku dan kamu, tapi cinta itu
luas.
Remaja
yang bercinta pertama adalah bangga dan cinta akan agamanya, yakni islam.
Selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mengikuti
sunnah rasul-Nya dan mengamalkannya. Sungguh inilah cinta yang hakiki, cinta
Allah kepada hamba-Nya. Jadi, apakah kita harus berpaling dengan melakukan hal
yang dibenci oleh-Nya yakni pacaran. Ayo! Dipikir ulang kalau mau pacaran hehe
… jangan ngotot dan ngeles kayak bajaj. Setuju nggak setuju, setuju!^^
Remaja
yang bercinta kedua adalah cinta kepada orangtua. Mengapa cinta orang tua,
karena cinta mereka tak ada duanya kepada kamu. Seburuk apapun perlakuan kamu
terhadap mereka. Mereka tetap mencintai dan mendoakan yang terbaik untuk kamu.
Sudahlah, sebelum kamu bilang i love you
kepada lawan jenis, ucapankan dulu kepada orangtuamu. Sebelum memegang yang
belum halal untukmu, lebih baik pegang dan cium punggung tangan orangtuamu.
Sudahlah
tak perlu risau masalah cinta-cintaan. Karena, cinta remaja hanya sebatas cinta
semu dan miskin komitmen. Sebelum terlambat, jangan sampai terjebak virus merah
jambu tersebut. Bagi yang sudah mulai terinfeksi, mulai putar haluan. Dekatkan
diri kepada-Nya dan minta kekuatan untuk bisa menjaga kehormatan diri. Sudahi
atau akhiri demi kebaikkan diri.
Ya … Allah, kuatkan
remaja islam, remaja penerus tegaknya agama ini dalam kebaikkan. Jadikan hidup
dan langkah mereka dalam keberkahan dan kebermanfaatan. Kokohkan iman islam di
dada mereka hingga mampu menjaga kehormatan diri dan agama. Aamiin … aamiin yaa
robbal allamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar