Selasa, 14 November 2017

Remaja yang Bercinta

Remaja yang Bercinta
Oleh : Yanuari Purnawan


Jatuh cinta itu berjuta rasanya. Ada rasa senang, rindu, cemas dan galau. Semua campur aduk seperti adonan kue. Hati dag dig dug saat melihat orang yang dicintai. Malu tapi mau hingga kayak kucing cacingan. Dan paling parah apapun aktivitasnya selalu bayangan dia yang menyertai. Sungguh virus merah jambu tersebut begitu besar dampaknya.

Dulu yang tidak suka dandan sekarang hampir dua jam bercermin. Yang cowok jadi memperhatikan penampilan, wangi dan rambut jadi klemis. Kalau yang cewek pakai bedak sampai cerminnya mau retak, bimbang harus pakai baju apa hingga dilema sambil dengerin lagu galau. Merasa diri mereka butiran debu yang separuh jiwanya pergi karena cinta sakitnya tuh di sini!*Nunjuk gigi karena lagi sakit gigi hehe.

Cinta … oh cinta, begitu hebat pengaruhmu. Hingga yang tak suka puisi menjelma menjadi pujangga. Apa yang dilihat dan dirasa menjadi kata-kata indah nan puitis. Apalagi virus tersebut menginfeksi para remaja masa kini. Mengapa remaja-remaja lagi? Karena masa remaja adalah masa penjajakkan dan pencarian jati diri. Ingin dihargai, dicintai merupakan hal yang wajar dalam fase usia mereka.

“Jadi remaja boleh dong cinta-cintaan?” Boleh banget malah harus. Kita sebagai makhluk-Nya wajib mencintai makhluk lainnya. Saling menyayangi, menhormati dan menghargai. “Kalau sama lawan jenis gimana?” Tidak masalah, ‘kan itu fitrah. “Jadi, remaja boleh dong pacaran!” eits … memang siapa yang bolehin pacaran? Yang boleh ‘kan saling mencintai sebagai makhluk-Nya. Kalau masalah pacaran, tunggu dulu perlu bertapa dan menyepi untuk menalarkannya.^^

“Kak, gimana dong aku kan terlanjur cinta sama si doi?” tanya seorang remaja cowok yang sedang kasmaran terhadap seorang cewek.
“Nggak mungkin dong aku putusin si doi!” lanjutnya dengan muka kusut.
Mendengar pertanyaan remaja cowok tersebut jadi tersenyum geli. Memangnya jika putus, si cewek akan mati atau gantung diri. Hei … kamu yang merasa benar-benar lelaki jangan sempit pemikirannya. Justru ketika kamu memutuskan hubungan pacaran dengan cewek tersebut. Kamu telah berhasil menjaga kehormatanmu dan kehormatan si cewek tersebut. Tenang Bro and Sis, kalau jodoh tak lari ke mana.

“Jadi nggak boleh ya pacaran?” Boleh asal tidak di tempat punyanya Allah. Jadi, cari saja tempat di alam semesta ini yang bukan merupakan kekuasaan-Nya.
“Ya … mana ada, Kak!” Kalau begitu sudah jelas ‘kan mengenai pacaran tersebut. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berkhalawat alias pacaran. Karena, aktivitas pacaran sama juga dengan mendekati zina. Islam cuma mengenal istilah ta’aruf, bukan pacaran islami loh! Dan ta’aruf ini juga ditujukan bagi dia yang mampu untuk komitmen serius alias menikah. Kalau kalian yang masih remaja, memang sudah siap menikah. Tuh … jika bahas menikah langsung kabur deh.

Jangan gegana (Galau, gelisah, merana) dulu, islam adalah agama yang komplit dan sistematis. Setiap permasalahan, pasti ada solusinya. Bagaimana jika remaja yang bercinta? Yang masih belum mampu mandiri dan cukup dewasa untuk menikah. Tetapi, rasa cinta di dalam dada tak bisa terbendung. Yuk simak hadits di bawah ini.

Dan barang siapa belum mampu menikah, hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum membentengi dirinya.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Sudah jelaskan bukan islam mengaturnya. Bagi remaja yang belum mampu berkomitmen serius alias menikah. Bukan pacaran solusinya, melainkan shaum (puasa). Jadi, perbanyak puasa dan mengingat Allah, agar hati menjadi tenang hingga waktu datang untuk meminang dan dipinang.

“Lalu, bagaimana remaja yang bercinta menurut pandangan islam tersebut?” Remaja yang bercinta menurut pandangan islam adalah menjaga kehormatan diri dan menata cinta sampai waktunya tiba. Bro and sis (biar lebih gaul hehe) … percayalah cinta itu universal, jangan memandang sempit makna cinta. Bukan hanya masalah aku dan kamu, tapi cinta itu luas.
Remaja yang bercinta pertama adalah bangga dan cinta akan agamanya, yakni islam. Selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mengikuti sunnah rasul-Nya dan mengamalkannya. Sungguh inilah cinta yang hakiki, cinta Allah kepada hamba-Nya. Jadi, apakah kita harus berpaling dengan melakukan hal yang dibenci oleh-Nya yakni pacaran. Ayo! Dipikir ulang kalau mau pacaran hehe … jangan ngotot dan ngeles kayak bajaj. Setuju nggak setuju, setuju!^^

Remaja yang bercinta kedua adalah cinta kepada orangtua. Mengapa cinta orang tua, karena cinta mereka tak ada duanya kepada kamu. Seburuk apapun perlakuan kamu terhadap mereka. Mereka tetap mencintai dan mendoakan yang terbaik untuk kamu. Sudahlah, sebelum kamu bilang i love you kepada lawan jenis, ucapankan dulu kepada orangtuamu. Sebelum memegang yang belum halal untukmu, lebih baik pegang dan cium punggung tangan orangtuamu.

Sudahlah tak perlu risau masalah cinta-cintaan. Karena, cinta remaja hanya sebatas cinta semu dan miskin komitmen. Sebelum terlambat, jangan sampai terjebak virus merah jambu tersebut. Bagi yang sudah mulai terinfeksi, mulai putar haluan. Dekatkan diri kepada-Nya dan minta kekuatan untuk bisa menjaga kehormatan diri. Sudahi atau akhiri demi kebaikkan diri.

Ya … Allah, kuatkan remaja islam, remaja penerus tegaknya agama ini dalam kebaikkan. Jadikan hidup dan langkah mereka dalam keberkahan dan kebermanfaatan. Kokohkan iman islam di dada mereka hingga mampu menjaga kehormatan diri dan agama. Aamiin … aamiin yaa robbal allamin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar