“Ma
… af, Pak. Saya Farhan, yang mau mengkhitbah putri bapak bernama Adilla
Safitri,” jelasku dengan terbata. Aku tidak mengerti bagaimana raut wajahku
kini.
“Terima
kasih atas keberanian Nak Farhan. Tetapi, saya tidak bisa memutuskan dan yang
berhak menjawab adalah Dilla.” Ayah Dilla begitu demokratis. Lalu beliau memanggil Dilla untuk memberi keputusan.
Dengan jilbab putihnya, Dilla terlihat anggun dan bersahaja.
“Nak,
kamu pasti sudah mendengar percakapan kami. Sekarang giliran Dilla yang
mengambil keputusan,” terang ayah Dilla lembut sambil menatap putrinya.
“Terima
kasih, Ayah dan semuanya atas kesempatan ini. Jujur aku sangat menghargai
keberanian mas Farhan sebagai lelaki sejati. Berani mengkhitbah mendatangi
orangtuaku.” Keterangan dari bibir Dilla membuat sedikit embun pengharapan
menetes lembut ke dalam hati. Aku yakin dia pasti menerima khitbah ini.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah khitbah Farhan diterima oleh Dilla? Semua terangkum indah dalam buku "Bukan Cinta Sejati". Yuk untuk kalian yang belum punya bukunya silahkan diorder. Bisa hubungi saya di akun FB Yanuari Purnawan, Twitter @ary_awan92.
Cinta adalah anugerah dari-Nya dan jodoh itu juga atas kehendak-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar