Jumat, 17 April 2015

Cinta dalam Ikhlas



“Ma … af, Pak. Saya Farhan, yang mau mengkhitbah putri bapak bernama Adilla Safitri,” jelasku dengan terbata. Aku tidak mengerti bagaimana raut wajahku kini.
“Terima kasih atas keberanian Nak Farhan. Tetapi, saya tidak bisa memutuskan dan yang berhak menjawab adalah Dilla.” Ayah Dilla begitu demokratis. Lalu beliau memanggil Dilla untuk memberi keputusan. Dengan jilbab putihnya, Dilla terlihat anggun dan bersahaja.
“Nak, kamu pasti sudah mendengar percakapan kami. Sekarang giliran Dilla yang mengambil keputusan,” terang ayah Dilla lembut sambil menatap putrinya.

“Terima kasih, Ayah dan semuanya atas kesempatan ini. Jujur aku sangat menghargai keberanian mas Farhan sebagai lelaki sejati. Berani mengkhitbah mendatangi orangtuaku.” Keterangan dari bibir Dilla membuat sedikit embun pengharapan menetes lembut ke dalam hati. Aku yakin dia pasti menerima khitbah ini.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah khitbah Farhan diterima oleh Dilla? Semua terangkum indah dalam buku "Bukan Cinta Sejati". Yuk untuk kalian yang belum punya bukunya silahkan diorder. Bisa hubungi saya di akun FB Yanuari Purnawan, Twitter @ary_awan92.

Cinta adalah anugerah dari-Nya dan jodoh itu juga atas kehendak-Nya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar