Senin, 14 Juli 2014

MY SIS......



MY SIS…
Tak pernah ku sangka waktu bergulir begitu cepat. Dulu, kau yang masih kecil suka nangis dan ingusan. Sekarang kau tumbuh menjadi gadis remaja yang penuh pesona. Aku tak pernah menyangka semuanya berubah secara drastis, aku masih ingin menghibur dan membuatmu menangis kayak dulu. Aku gendong dan ku ajak bermain kemana-mana walau kau sangat cengeng. Ah, masa lalu hanya sebuah kenangan indah yang tak perlu ku sesali tetapi menjadi pembelajaran diri. Bahwa semua itu ada batas dan akhir, aku sadar hidup itu berproses dan tumbuh, hal itu yang terjadi kepadamu, my sis.

Baru kemarin rasanya kamu di wisuda di MI(madrasah ibtidayah) dan waktu begitu cepat berputar, kemarin kau sudah di wisuda di SMP. Dan kini kau pergi jauh dikota meninggalkan tanah tempat kau tinggal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu SMA.
Keputusanmu adalah tanggung jawabmu, apa yang kau lakukan itulah yang kau tuai kelak. Do’aku tak henti saat kau mengikuti tes masuk SMA, aku tak pernah berharap lebih tetapi aku hanya minta kau melakukan itu dengan baik. Aku ragu dan khawatir jika kau harus gagal masuk SMA negeri. Tetapi aku selalu bilang kepada kau bahwa skenario Allah itu jauh lebih indah, gagal dan berhasil itu hanya kemasannya saja tetapi kita tak mengerti apa hikmah dibalik semua itu. Percayalah kepadaNya jika itu jalan yang terbaik buat kau pasti diberi kemudahan.

Pagi, 8 juli 2014 hari dimana kerja keras kau akan diumumkan apakah lolos atau gagal. Aku hanya bisa berdo’a semoga apapun keputusannya semoga itulah yang terbaik buat kau. Aku merasakan apa yang kau khawatirkan, kau pasti takut dan cemas seandainya gagal. Itu pasti, tetapi berkali-kali aku menguatkan bahwa juri yang terbaik hanya Allah SWT. Pengumuman pun telah terpampang, ketakutan dan kekhawatiran berkecambuk didalam hati. kau hanya bisa diam menunggu, ku cari nama kau dari daftar nama peserta lainnya. Tak ada nama kau, ya Rabb, jika ini yang terbaik buat adikku, ku terima dengan hati ikhlas. Aku urutkan lagi satu persatu, alhamdulilah nama adikku Yeni Dwi Alfitri tertulis di situ. Ku peluk adikku dengan penuh rasa bangga tak terkira. Tak terbayang kau yang dulu selalu peringkat paling bontot sekarang bisa lolos masuk SMA negeri favorit. Itulah jika tangan Allah telah bergerak yang seolah tak mungkin bisa  menjadi mungkin.

Tak terasa butiran airmata jatuh ketika ku harus melepasmu pergi untuk berjihad mencari ilmu. Kau pasti tak mengerti dan tak akan pernah mengerti bahwa aku sangat menyayangimu, walau kadang aku sering mengomelimu bukan berarti aku membencimu. Tidak, aku hanya khawatir kau tak bisa melakukan yang terbaik.

My sis, selamatnya akhirnya kau diterima diSMA yang kau inginkan. Hanya selaksa do’a yang bisa kupanjatkan semoga kau tetap menjadi adikku yang paling baik dan tercapai segala cita-citamu. Ramadhan kali ini terasa sepi, aku harus kehilangan ibu dan kau, walau dalam situasi yang beda. Aku yakin ibu disana tersenyum bangga kepadamu. Tetaplah rendah hati dan jadilah orang yang selalu bermanfaat.

Kulihat kamarmu, baru kemarin kita saling bertengkar sekarang tak ada lagi omelanku karena ulahmu.
Nongkojajar, 11 juli 2014.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus