Jejak Cinta
Oleh : Yanuari Purnawan
Kutelusuri setiap lorong–lorong dalam hidupku.
Mengingat setiap jejak-jejak cinta dalam setiap langkahku.
Di usiaku yang masih 24 tahun aku telah memegang jabatan penting di
perusahaan tempat aku bekerja. Manager keuangan, ya… aku, Adelia Puspita
manager keuangan.. semua pekerjaan aku lakukan dengan sebaik mungkin sehingga
karierku semakin cemerlang. Semua bawahankku selalu hormat padaku tak
terkecuali para direktur perusahaan, mereka selalu memuji prestasi-prestasi
atas kerja keras dan dedikasiku pada perusahannnya, lain dikantor, lain di
rumah, ayah dan ibu tidak pernah bangga sedikitpun dengan apa yang telah aku
capai.
Ibu selalu bilang “ nduk, ibu sudah cukup bangga denganmu, sekarang
sudah saatnya kamu menikah, lihatlah umurmu, ibu juga ingin menimang cucu ”
sedangkan ayah lebih kasar lagi, dengan tegasnya beliau bilang “ buat apa jadi
manager keuangan, jika masih lajang. Lihatlah umurmu hampir 30, apakah kau tak
mengerti juga, apa kata orang, kau dibilang perawan tua yang tak laku-laku”.
Air mataku mengalir begitu deras. Jika aku teringat kata-kata
orangtuaku tersebut. Sudah berapa pria yang mau meminang aku, tapi semua aku
tolak dengan berbagai alas an mulai dari kurang mapan, kurang ganteng,masih
dibawahku, ah…. Banyak kurangnya.
Hingga tak terasa waktu bergulir dengan cepat, umurku hampir
menginjak angka 30, tapi untuk urusan jodoh aku tak sesukses seperti karierku
dalam bekerja. Apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba aku teringat teman
sekaligus sahabatku semasa SMA dulu. Aisyah, dialah wanita cantik dengan
balutan jilbab panjangnya yang selalu ramah dan anggun. Aku pikir apa salah aku
temui dia, siapa tahu dia akan memberi solusi terbaik dari masalahku ini.
Rumah sederhana bercat putih, akupun mengetuk pintu dan mengucapkan
salam, dibalik pintu kulihat wanita cantik dengan jilbab panjangnya sama dengan
wanita yang kukenal di SMA dulu.
“ Aisyah, pelukku padanya..” dia sepertinya kaget, tapi berusaha
tenang. “ emh.. Adelia, ya kan, subhanallah cantik sekali kau, ada apa kau
kesini adel? ”
Sebelum, aku cerita dia menyuruhku masuk ke dalam rumahnya. Kulihat
ruang tamu yang sederhana, tapi tetap membuat yang melihatnya merasa nyaman.
Ada beberapa bingkai foto, foto pernikahannya, foto dengan kedua buah hatinya.
Tiba-tiba hatiku seperti bergerimis.
Alangkah bahagianya. Aisyah.
Dia menyilahkan aku duduk, dengan lembut dia bilang, “ aku tahu
pasti, kau sedang dalam masalah yang serius. Ceritakanlah, semoga aku bisa
membantu. Kalau tidak mungkin bisa meringankan masalahmu”.
Dengan bibir bergetar, aku mulai menceritakan setiap peristiwa
dalam hidupku yang membuatku pilu. Dari karierku aku dalam pekerjaan hingga
keinginan kedua orangtuaku untuk segera menikah. Dengan sabar aisyah
mendengarkan ceritaku. Aku lihat ada butir-butir air mata membasahi pipinya.
Aisyah benar-benar sahabat terbaikku, dialah tempat yang paling
nyaman untuk berbagi, kutulis setiap nasihatnya.
Pertama, adelia kau harus mendekatkan dirimu padaNya.
Kedua, kau jika berani segera keluar dari pekerjaanmu.
Ketiga, kau cari tempat yang bisa mengamalkan ilmu.
Keempat, kau harus yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik
untuk kita, jika kita sudah berikhtiar dengan niat karenaNya.
Jujur awalnya berat menjalani semua nasehat dari aisyah, tapi
inilah bentuk ikhtiar aku. Seberat apapun harus aku jalani, aku keluar dari
pekerjaanku, Alhamdulillah, aku sekarang berbisnis busana muslim walau omsetnya
kecil. Tapi aku jalani, karena insya Allah ini ladang amal buatku.
Jejak cinta yang tak terhapus hujan, tak hilang tertiup angin.
Allah begitu sayang kepada hambanya yang mau mendekat kepadaNya.
Tepat di usiaku yang ke-30, ada seorang pria yang meminangku, bukan karena
hartanya, jabatannya atau pendidikannya aku memilihnya, tapi karena
keshalihannya insya allah, dia rahmat hidayatullah, lulusan pondok pesantren,
hafidz, belum bekerja tetap tapi tetap berpenghasilan dengan jualan hehe. Dan
yang terpenting dialah suami tercintaku. Jodoh itu memang sudah diatur olehNya,
tinggal kita jemput dengan ikhtiar dan doa. Nikmat mana lagi yang harus aku
dustakan yaa.. rabb‼
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar